KEHAMILAN DENGAN HIPERTENSI
1. Pengertian
Hypertensi adalah keadaan dengan tekanan darah diastolik minimal 90 mmHg atau tekanan sistolik minimal 140 mmHg, atau kenaikan tekanan diastolik minimal 15 mmHg atau kenaikan tekanan sistolik minimal sebesar 30 mmHg. (Cuningham, MacDonald, Gant, 1995 : 773)
2. Klasifikasi
2.1 Hipertensi yang timbul akibat kehamilan dan sembuh setelah bersalin
1. Hipertensi tanpa proteinuria/ edema patologis
2. Pre eklampsia – dengan proteinuria dan/ atau edema patologis
a. Ringan
b. Berat
3. Eklampsia – proteinuria dan/ atau edema patologis disertai kejang
2.2 Hipertensi yang diperberat oleh kehamilan
Hipertensi yang sebelumnya sudah ada dan diperbuat oleh kehamilan
1. Superimposed pre eklampsia
2. Superimposed eklampsia
2.3 Hipertensi bersamaan dengan kehamilan
Hipertensi kronis yang sudah ada sebelum kehamilan/ menetap setelah persalinan.
3. Etiologi
3.1 Pre eklampsia
Timbul dalam tri mester akhir kehamilan
3.2 Penyakit ginjal menahun/ oleh penyakit pembuluh darah yang seperti hipertensi esensial
Timbul sebelum tri mester terakhir kehamilan (24 mg)
3.3 Mola hidatosa
Timbul sebelum kehamilan berumur 24 minggu karena Pre eklampsia
4. Patofisiologi
OK suatu sebab di otak
Merangsang saraf-saraf tubuh
Yang dirasakan ke ganglia simpatis
Ke spinal cord
Pregangkomie
(mengeluarkan acetil colin)
Mrg post gangliomie
(mengeluarkan norephineprine) JK volume darah menurun/ TD menurun
Renin dalam tubuh dilepaskan
Renin dalam plasma + protein
Menjadi angiostensin I
Angiostensin II
Menyebabkan vasokontriksi
Hipertensi
Beban ventrikel kiri meningkat
LVH
Kontraksi
Co menurun Stimulasi sekresi H. Aldosteron
Menyebabkan garam + air
Volume darah meningkat
Tekanan v. Kiri meningkat
Sirkulasi pulmonal meningkat
Beban paru meningkat
edem paru
Complience dan recoil menurun
Sesak
Pola nafas inspeksif (gangguan pertukaran gas)
Otak
Penurunan sirkulasi O2 ke otak
Hipoksia
Pusing
Nyeri/ gangguan rasa nyaman
Ginjal
Gangguan istirahat tidur
Efektifitas aliran darah menurun
Vasokontriksi ginjal
Filtrasi glomerulus
Reabsorbsi Na + H2O
Transudadi cairan
Edema
Kelebihan cairan
GI
Rangsangan pada kipopse
HCl di lambung meningkat
Anoreksia, mual, muntah
Nutrisi < dari kebutuhan
Ekstremitas
Penurunan sirkulasi O2
Menyebabkan pernafasan anaerob
Peningkatan asam laktat dalam tulang
Kelelahan, kelemahan
Kerusakan intoleran aktivitas
5. Gejala Klinis
5.1 Tekanan diastolik 90 mmHg pada kehamilan < 20 minggu
5.2 Tekanan diastolik 90-110 mmHg pada kehamilan < 20 minggu
Proteinuria < ++
5.3 Tekanan diastolik 90-110 mmHg (2 pengukuran berjarak 4 jam)
1. Pada kehamilan > 20 mg
2. Proteinuria
6. Penyakit-penyakit Hipertensi
6.1 Hipertensi esensial pada keluarga (penyakit hipertensi vaskuler)
6.2 Hipertensi Renovaskuler
6.3 Koarktasioaorta
6.4 Aldosteronisme primer
6.5 Feokromositoma
7. Pengaruh hipertensi terhadap kehamilan
Sebagai akibat penurunan sirkulasi uteroplacenta maka konsumsi makanan terhadap janin mengalami penurunan gangguan pertumbuhan dan perkembangan badan janin merupakan akibat yang paling jelas. Solutio placenta lebih sering dijumpai pada ibu dengan hipertensi. Insiden tertinggi pada eklamsi 23,6% disusul hipertensi kronis 10% dan pre eklamsi 23,6%
8. Pemeriksaan labolatorium
8.1 Foal ginjal
Untuk mengetahui kemungkinan penyakit ginjal menahun seperti prelonefritis akut, polikistik, dll.
8.2 Cultur urine
Untuk mengetahui kemungkinan infeksi ginjal.
9. Pemeriksaan penunjang
9.1 Pemeriksaan mata
Dilakukan dengan fundus copy untuk evaluasi lamanya penyakit diderita.
9.2 Pemeriksaan jantung
Dengan bantuan EKG dapat didiagnosa adanya komplikasi pembesaran jantung yang menggambarkan lamanya proses hipertensi
10. Pemantauan Kesejahteraan Janin
Dapat dilaksanakan dengan cara paling sederhana berupa pemantauan pertambahan BB, tinggi fundus uteri hingga paling canggih dengan pemakaian USG, NST.
11. Indikasi
11.1 Indikasi pada ibu :
1. Peningkatan serum kreatinin > 50%
2. Gangguan neurologi berat
3. Hipertensi tak terkontrol
4. Peningkatan serum silirubin
11.2 Indikasi pada anak
1. Berkurangnya pertumbuhan dan pergerakan janin
2. Matunitas paru
3. Kardiomegali abnormal
12. Penatalaksanaan
12.1 Untuk mempertahankan aliran darah pada uterus terutama pada saat pembentukan plasenta
1. Tirah baring
Pada hari 1 jam dan ditingkatkan sesuai umur kehamilan.
2. Pemberian obat
Pemberian phenobarbital
3. Diet
Kandungan protein minimal 90 gr setiap hari
12.2 Untuk mengendalikan hipertensi dan mencegah superimposed pre eklamsia/ eklamsia
1. Tirah baring dengan pemantauan 2x seminggu
2. Bila perlu diberikan phenobarbital
3. Diet seimbang karbohidrat
4. Obat anti hipertensi yaitu alfa metildopa, betabloker, hidralzin, clomidin, prazosun, antagonis kalsium, diuretikum.
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, dkk. 1995. Obstetri Williams. EGC : Jakarta.
Varney, Helen. 2002. Buku Saku Bidan. EGC : Jakarta.
Wiknjosastro, Hanifa (Ed). 1994. Ilmu Kebidanan. FKUI : Jakarta
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 1979. Perawatan Ibu di Pusat Kesehatan Masyarakat. Bakti Husada. Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar