SELAMAT HARI KESEHATAN NASIONAL KE 50


Rabu, 05 November 2014

Segera Bawa Bayi Anda ke Pos Pelayanan Imunisasi

imunisasi-polioApa itu imunisasi?
Imunisasi adalah upaya menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)
Apa manfaat imunisasi?        
Imunisasai dapat mencegah sakit berat, cacat dan kematian.

IMUNISASI
MANFAAT
Hepatitis B
Mencegah penyakit hepatitis B
BCG
Mencegah penyakit Tuberkulosis (TB)
Polio
Mencegah penyakit Polio.
DPT-HB-Hib
(Pentavalen)
Mencegah penyakit Difteri, Pertusis (Batuk Rejan), Tetanus, Hepatitis B, Pneumonia, (radang paru-paru), dan meningitis (redang selaput otak) yang disebabkan oleh Hib.
Campak
Mencegah penyakit campak.
Apa itu Pentavalen?
Sejak Juli 2013 Hib digabungkan dengan DPT-HB, dalam bentuk 1 suntikan saja. Hib mencegah pneumonia (radang paru-paru) dan meningitis (radang selaput otak).
 Apakah bayi usia satu tahun yang sudah diimunisasi lengkap (sesuai tabel jadwal di halaman depan) masih perlu diimunisasi lagi?
Imunisasi lanjutan masih perlu diberikan pada usia 1,5 tahun (DPT-HB-Hib) dan 2 tahun (campak) serta saat sekolah dasar atau sederajat (BIAS) kelas 1,2 dan 3. tujuannya menambah perlindungan terhadap penyakit Campak, Difteri, Tetanus, Pertusis dan infeksi Hib.
 Benarkah imunisasi aman untuk bayi dan anak?
UMUR BAYI
JENIS IMUNISASI
< 7HARI
HEPATITIS B (HB) 0
1 BULAN
BCG, POLIO 1
2 BULAN
DPT-HB-HIB 1, POLIO 2
3 BULAN
DPT-HB-HIB, POLIO 3
4 BULAN
DPT-HB-HIB, POLIO 4
9 BULAN
CAMPAK
Benar. Vaksin sudah diuji keamanan, khasiat dan mutunya oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dan Badan Kesehatan Dunia (WHO). Saat ini 194 negara melaksanakan imunisasi untuk bayi dan anak.
 Benarkah bayi dan anak yang tidak diimunisasi lengkap rawan tertular penyakit berbahaya?
Benar. Bayi dan anak yang tidak diimunisasi secara lengkap tidak membentuk kekebalan sempurna terhadap penyakit-penyakit berbahaya, sehingga mudah tertular penyakit, menderita sakit berat, menularkan ke anak-anak lain, bahkan dapat menyebabkan kematian dan cacat.
 Bagaimana orang tua harus bersikap terhadap isu-isu negatif tentang imunisasi? 
Sebaiknya orangtua tidak mudah percaya terhadap isu-isu tersebit. Bila perlu dapat menanyakan kepada dokter keluarga, dokter spesialis anak atau dokter lain yang ahli di bidang imunisasi. Sebaiknya tetap memberikan imunisasi secara lengkap untuk anak-anaknya.
 Apa yang harus dilakukan bila jadwal imunisasi bayi sudah terlewat dari seharusnya?
Imunisasi tetap diberikan secepatnya dengan memperhatikan interval waktu pemberian dan upayakan lengkap sebelum anak usia 1 tahun, kecuali imunisasi Hepatitis B pada bayi baru lahir (0-7 hari). Apabila usia anak lebih dari 1 tahun, imunisasi harus tetap dilengkapi.
 Bila bayi muntah setelah di imunisasai Polio, apakah pemberiannya perlu diulang?
Jika muntah terjadi sebelum 10 menit, pemberian imunisasi Polio harus diulang dengan dosis sama. Jika muntah terjadi lebih dari 10 menit setelah imunisasi, maka tidak perlu diulang. Jika muntah berulang, imunisasi Polio diberikan lagi pada hari berikutnya.
 Apakah setelah diimunisasi, bayi atau anak akan selalu menderita demam?
Tidak selalu. Demam merupakan reaksi pertahanan tubuh terhadap imunisasi yang diberikan pada setiap anak, tergantung kondisi kesehatan dan jenis vaksin.
 Bisakah ASI , gizi dan suplemen herbal menggantikan imunisasi?
Tidak bisa. Karena ASI, gizi dan suplemen herbal hanya memperkuat pertahanan tubuh secara umum, sedangkan imunisasi diperlukan untuk membentuk kekebalan khusus terhadap kuman tertentu.

Senin, 03 November 2014

Kondisi Pasien Suspect Ebola di Kediri Mulai Membaik


1414841329
Jakarta – Kementerian Kesehatan RI terus memantau kondisi pasien suspect ebola berinisial GN (46 th), tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kediri yang baru kembali setelah bekerja dari Liberia.
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL) Kemkes RI, dr. HM. Subuh, MPPM, dalam surat elektroniknya mengatakan, saat ini GN tengah dirawat di Rumah Sakit Umum Pare, Kediri, Jawa Timur, dengan kondisi umum stabil dan membaik.
Sejak enam hari sebelum kepulangannya ke Indonesia, GN dan rekan-rekannya sempat menjalani karantina di Liberia. Begitu tiba di Jakarta, mereka juga menjalani satu hari karantina sebagai bentuk pengawasan di pintu masuk Tanah Air. Setelah tujuh hari pengawasan, mereka pun melanjutkan perjalanan ke kampung halaman masing-masing.
“Setelah sampai di Kediri, dilaksanakan pengamatan oleh tenaga kesehatan Puskesmas Bendo. Sampai saat ini pengamatan sudah dilaksanakan 11 hari dari rencana pengamatan selama 21 hari,” ujar dr. Subuh dalam keterangan tertulisnya yang diterima beritasatu.com, Sabtu (1/11) malam.
Pada 30 Oktober lalu, GN sempat memeriksakan diri ke Puskesmas Bendo, Kecamatan Kediri, dengan gejala demam (suhu tubuh mencapai 38,6° C) , nyeri telan, nyeri sendi, dan batuk. Pada saat itu juga, GN langsung dirujuk ke RS Umum Pare dengan diagnosis Acute Febrile Illness atau demam dan lebih dicurigai Paryngitis Acute.
Mengingat pasien memiliki riwayat pulang dari daerah endemis Ebola, pihak RS akhirnya memutuskan untuk merawat pasien di ruang isolasi.
Gejala klinis suhu tubuh GN sempat mencapai 38,6° C, akan tetapi gejala klinis lainnya belum terlihat seperti pendarahan, anorexia dan muntah.
“Sabtu (1/11) pagi, suhu tubuh pasien menjadi 37,3° C dan sudah tidak ada keluhan termasuk nyeri telan. Kondisinya juga semakin membaik,” tutur dr. Subuh.
Spesimen darah GN sudah diambil oleh pihak Kemkes RI dan akan diteliti lebih lanjut. Kemkes juga berharap agar pihak RSUD dapat meningkatkan universal precaution guna mencegah penularan terhadap tenaga kesehatan.

Kenali Empat Gejala Terjangkit Virus Ebola

1414759434Jakarta – Saat ini media tengah ramai memberitakan pasien suspect ebola, yang berasal dari Madiun dan Kediri, Jawa Timur. Hal ini dikarenakan adanya riwayat dari kedua pasien tersebut mengalami sakit sepulang dari Liberia, yang merupakan negara terjangkit ebola.
Namun Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes RI, Tjandra Yoga Aditama menegaskan bahwa sampai Sabtu (1/11), belum pernah ada kasus ebola maupun MERS-CoV di Indonesia.
“Bila ada yang baru datang dari negara terjangkit ebola, lalu dia demam, maka belum tentu demam tersebut diakibatkan oleh virus ebola. Bisa saja dikarenakan penyakit lain. Namun memang waspada dan kehati-hatian kita perlukan,” ujar Tjandra Yoga dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Minggu (2/11) .
Tjandra menuturkan bahwa terdapat empat gejala yang menjadi indikasi kuat seseorang terjangkit penyakit ebola, khusunya bagi mereka yang baru saja pulang dari negara-negara terjangkit, yaitu: 1) Demam yang tidak diketahui penyebabnya; 2) Nyeri otot hebat; 3) Gangguan saluran pencernaan; dan 4) Manifestasi pendarahan.
Dua pasien suspect ebola asal Madiun dan Kediri itu termasuk di antara 28 orang tenaga kerja Indonesia (TKI), yang pada 26 Oktober 2014 lalu tiba kembali di Tanah Air setelah menyelesaikan pekerjaannya dari Liberia.
“Selama di pesawat, tidak ada satupun penumpang yang sakit dan tidak ada yang memerlukan bantuan dokter,” kata Tjandra.
Sesampainya di Bandara Sukarno Hatta, Jakarta, petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) memeriksa seluruh warga negara Indonesia (WNI) yang baru tiba dari Liberia‎. Berdasarkan pemeriksaan, tidak ada seorangpun dari mereka yang sakit.
“Sebagai tindak lanjut, para TKI diberi penyuluhan untuk waspada terhadap kesehatannya dalam 21 hari ke depan,” lanjutnya.
Ternyata, setelah beberapa hari, terdapat laporan keluhan demam dari TKI yang berasal dari Madiun dan Kediri. Namun Tjandra kembali menegaskan, gejala demam tersebut belum tentu ebola. Bisa saja penyakit malaria atau penyakit lainnya.
Memang, demi kewaspadaan dan kehati-hatian, pihak RS mengambil tindakan dengan merawat pasien suspect ebola tersebut di ruang isolasi. Untuk mengetahui sakitnya disebabkan ebola atau bukan, hasil pemeriksaan laboratorium akan keluar paling lambat 48 jam setelah sample diterima laboratorium.
“Seluruh sample memang harus di periksa di laboratorium kami (Kementerian Kesehatan), karena minimal harus memenuhi persyaratan BSL-3,‎ dengan ekstraksi virus di BSC-3,” imbuhnya.

Jumat, 31 Oktober 2014

SENYUM KELUARGA POSYANDU UNTUK SELAMATKAN IBU

Surabaya, 15 Oktober 2014

Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu-Anak (GKIA) Kementerian Kesehatan RI, dr. Anung Sugihantono, M.Kes, menyampaikan apresiasi atas keberhasilan pemerintah daerah dan jajaran kesehatan untuk menggerakan masyarakat untuk Peduli Kesehatan Ibu. Upaya-upaya yang berhasil dilakukan adalan dengan dibentuknya Forum Penurunan Kematian Ibu dan Bayi (PENAKIB), Gerakan Bersama Amankan Kehamilan (GEBRAK) dan pendampingan ibu hamil risiko tinggi. Melalui upaya tersebut, Angka Kematian Ibu (AKI) provinsi Jawa Timur berhasil diturunkan.

Di hadapan lebih kurang  500 kader PKK yang berasal dari berbagai Kabupaten/Kota di Jawa Timur, dr. Anung menyatakan bahwa kader masyarakat sangat penting dalam upaya menyelamatkan ibu hamil, melalui pendampingan satu kader mendampingi satu ibu hamil risiko tinggi. Pendampingan dilakukan sejak awal kehamilan sampai dengan 40 hari setelah melahirkan. Kegiatan pendampingan juga dintegrasikan dengan kegiatan yang ada di masyarakat seperti Posyandu, Dasawisma, Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), serta pemberian informasi secara aktif terhadap orang tua agar mencegah pernikahan dini di kalangan remaja.

Keberhasilan inilah yang menginspirasi kami untuk melakukan hal yang sama, tentu dengan penyesuaian dan penyempurnaan, agar dapat dicontoh oleh daerah lainnya, ujar dr. Anung saat menghadiri acara dialog Senyum Keluarga Posyandu dalam rangka kampanye penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) yang diselenggarakan di atrium City of Tomorrow, Surabaya (15/10).

Ketua Tim penggerak PKK Provinsi Jawa Timur, Hj. Nina Kirana Soekarwo menyatakan kebanggaannya terhadap para kader yang selalu ikhlas mendampingi ibu hamil berisiko tinggi setiap saat, meskipun tidak digaji.

Jawa Timur menjadi satu-satunya provinsi yang membentuk tim pendamping ibu hamil, kata Nina.

Nina menjelaskan pendampingan bagi ibu hamil resiko tinggi oleh kader yang dilakukan selama 10 bulan mulai dari kehamilan sampai depan masa nifas terbukti mampu mencegah kematian ibu melahirkan. program tersebut dimulai pada tahun 2013 lalu dengan menerjunkan 400 kader PKK untuk mendampingi 400 bumil yang tersebar di delapan kabupaten/kota di Jatim yaitu Sampang, Ngawi, Pamekasan, Trenggalek, Bondowoso, Situbondo, Jember, dan Kediri.

Saat ini, jumlah kader pendamping ibu hamil berisiko tinggi mencapai 740 orang, dengan rincian:  Ngawi sebanyak 102 orang kader, Sampang 101 orang kader, Pamekasan 102 orang kader, Trenggalek 53 orang kader, Bondowoso 88 orang kader, Situbondo 76 orang kader, Jember 115 orang kader, dan di Kabupaten Kediri sebanyak 103 orang kader.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, dr. Harsono, Angka Kematian Ibu (AKI) di provinsi Jawa Timur sudah berada di bawah target Millenium Development Goals (MDGs) 2015, sebesar 102 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Secara rinci, data laporan kematian ibu Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota melaporkan tahun 2011 sebesar 101,4 per 100.000 kelahiran hidup; tahun 2012 sebesar 97,43 per 100.000 kelahiran hidup; dan tahun 2013 sebesar 97,39 per 100.000 kelahiran hidup.

Mengutip data hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi, yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup. Jika dihitung berdasarkan angka tersebut, maka ada 16.155 orang ibu yang meninggal akibat kehamilan, persalinan dan nifas pada tahun 2012. Jumlah ini setara dengan jumlah korban kecelakaan 40 pesawat Boeing 777 yang jatuh dan seluruh penumpangnya meninggal. Di samping itu, Angka Kematian Bayi (AKB) juga masih tinggi di Indonesia. Pada tahun 2012, angkanya adalah 32 per 1000 kelahiran hidup atau setara dengan 144.000 dan setara dengan penumpang 360 pesawat Boeing 777.

Namun demikian, karena jumlah penduduk Jatim sangat besar yaitu 38 juta jiwa, maka dari nilai absolut jumlah kematian ibu hamil masih tinggi, ujar dr. Harsono.

Jumlah kematian ibu di Provinsi Jawa Timur mengalami penurunan yang cukup bermakna, dari 642 kematian (tahun 2013) menjadi 291 kematian (hingga Agustus 2014). Penyebab terbanyak kematian ibu hamil adalah preeklampsia dan sebagian besar juga diakibatkan keterlambatan pengambilan keputusan keluarga untuk membawa ibu hamil berisiko tinggi ke pusat rujukan.

Ada 3 keterlambatan yang menjadi penyebab ibu hamil berisiko tidak tertolong, yaitu: keluarga terlambat mengambil keputusan, terlambat sampai di tempat rujukan, dan terlambat mendapat penanganan, tandasnya.

5 up date Ebola dari WHO Jenewa

Lima perkembaangan terakhir Ebola dari WHO Jenewa, sbb :
I. kasus terbaru di negara Mali, anak umur 2 tahun, ternyata sudah mimisan dalam bus dari Guinea ke Mali, artinya jumlah yang ditularinya selama perjalanan mungkin lebih banyak dari 43 orang (termasuk 10 petugas kesehatan) yang skrg sdg diawasi ketat. Mimisan adalah salah satu gejala perdarahan‎ akibat Ebola
II.‎ kasus pertama Ebola di New York adalah seorang dokter yang baru pulang dari ikut team pengobatan pasien di Guinea. Dalam perjalanan Guinea ke Belgia dan ke Amerika Serikat dia tidak ada keluhan, keluhannya baru timbul setelah lima hari tiba di New York. Artinya 2 hal :
1) 2 kasus AS tidak sakit selama di pesawat dan ketika mendarat, jadi pemeriksaan thermal scan memang tidak menjamin 100 % pencegahan
2) Pengawasaan ketat (5 kemungkinan, mulai dari minimum temperatur 2 kali sehari‎ sampai maksimum karantina ketat) harus dilakukan pada semua orang yang ada kontak dengan pasien ebola
III. ‎Hasil pertemuan vaksin di kantor WHO hari Kamis 23 Oktober yl menunjukkan 2 kandidat vaksin yang menjanjikan, dan akan mulai uji klinik fase dua.
IV.‎ Pertemuan Emergency Committe tentang Ebola berlangsung Rabu 22 Oktober yl, dengan hasil a.l :
- harus dilakukan exit skrining oleh 3 negara terjangkit
- ebola tetap PHEIC
V. Nina Pham, perawat Amerika Serikat yang tertular Ebola walau pakai alat pelindung diri lengkap, Jumat 24 Oktober kemarin dinyatakan sembuh, dan dibawa ke gedung putih dan dipeluk oleh Presiden Barack Obama. Artinya 2 hal :
1. Ebola jadi perhatian sampai ke tingkat Presiden AS
2. Bila diobati awal dan maksimal maka Ebola dapat sembuh
Salam dari Jenewa
Prof Tjandra Yoga Aditama

PROF. DR. dr. NILA F. MOELOEK, SpM (K)


sumber foto: Bambang P. Cadrana
RIWAYAT SINGKAT
Lahir di Jakarta pada 11 April 1949, Nila F. Moeloek adalah Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia untuk Millenium Development Goals (MDGs), pada periode 2010 – 2014. Di bawah kepemimpinannya, Kantor Utusan Khusus Presiden RI untuk MDGs menggagas, membangun dan melaksanakan Pencerah Nusantara, sebuah gerakan inovasi sosial bidang kesehatan khususnya pada layanan primer (Puskesmas); Indonesia MDG Awards pada tahun 2011-2014; dan Peta Kemitraan untuk Pembangunan yang memuat data kemitraan lintas sektor dan multi aktor untuk mencapai tujuan MDGs.
Sebagai seorang Guru Besar pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Nila telah menulis lebih dari 250 karya dalam bentuk tulisan maupun buku. Tidak hanya itu, ia juga aktif memimpin sejumlah organisasi di Indonesia, beberapa diantaranya adalah sebagai Ketua Umum Dharma Wanita Persatuan, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia, dan Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia. Nila F. Moeloek meraih gelar dokter spesialis mata dari Fakultas Kedokteran di Universitas Indonesia. Beliau kemudian meraih gelar S-3 (cum laude) pada tahun 2003. Pada tahun 2007 beliau diangkat sebagai Guru Besar di Fakultas Kedokteran di Universitas Indonesia.
Saat ini beliau juga duduk sebagai board member PMNCH (The Partnership for Maternal Child and Neonatal Health), sebuah lembaga internasional yang melaksanakan insiatif strategis Sekretaris Jenderal PBB untuk Kesehatan Ibu dan Anak, serta advisory board member dari EAT FORUM, sebuah insiatif global berfokus pada isu pangan, kesehatan, dan sustainability.
DATA PRIBADI
Nama    : Prof. Dr. dr NILA DJUWITA MOELOEK, Sp.M (K)
Pangkat/Gol   : Pembina Utama Madya / IVD
Jabatan           : Guru Besar FK Universitas Indonesia
NIP            : 19490411 197603 2 001
Tempat /Tanggal Lahir : Jakarta, 11 April 2014
Agama    : Islam
Nama Suami   : Prof. Dr. dr Faried Anfasa Moeloek, Sp.OG (K)
Nama Anak   : 1. Muhammad Reiza Moeloek, ST, MSc
              2. Puti Alifa Bourdy Moeloek, ST
              3. Puti Annisa Roeslan Moeloek, ST
Menantu   : 1. Elma Fitriani, SE, MBA
      2. Julien Rim Bourdy, MSc
      3. Rollando Roeslan, ST, MBA
Nama Cucu   : 1. Eriq Ihsan Moeloek
                     2. Puti Amira Roeslan
              3. Fahrel Ilham Moeloek
              4. Puti Affaya Roeslan
              5. Anais Leila Puti
Alamat    : Jl Micasa B3 Patra Jasa Kuningan Jakarta Selatan
RIWAYAT PENDIDIKAN

2007 Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI), Indonesia
2003 Doktor, Pasca Sarjana FK-UI, Indonesia
1998 Konsultan Onkologi Mata, Indonesia
1989 Pendidikan tambahan superspesialisasi, Kobe University, Jepang
1980 Pendidikan tambahan superspesialisasi, University of Amsterdam, Belanda
1974 Spesialis Ilmu Penyakit Mata, FK-UI, Indonesia
1968 Sarjana Kedokteran, FK-UI, Indonesia JABATAN STRUKTURAL

1974—sekarang Staf pengajar Departemen Mata Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
2007 --sekarang Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
2007 – 2011 Ketua Medical Research Unit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
2010—2014 Utusan Khusus Presiden RI untuk Millennium Development Goals
RIWAYAT ORGANISASI

2003—sekarang Anggota Kolegium Oftalmologi Indonesia
1999—2004 Ketua Umum Dharma Wanita Persatuan
2004 – 2009 Ketua Umum Dharma Wanita Persatuan
2009 – sekarang Ketua Umum Dharma Wanita Persatuan
2007—sekarang Ketua Teknis Medis Bank Mata Indonesia
2010 – sekarang Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia
2011 -- sekarang Ketua Yayasan AINI
2011 – sekarang Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia

Kamis, 30 Oktober 2014

SEHAT BANGSAKU SEHAT NEGERIKU


          Sebentar lagi kita akan memperingati Hari Kesehatan Nasional ke 50 Tahun 2014 yang diperingati pada tanggal 12 November 2014.
         Seperti pada peringatan-peringatan pada tahun-tahun sebelumnya, setiap peringatan hari kesehatan nasional (HKN) pasti ada tema yang diusung sebagai jargon untuk memotivasi kita tentang pentingnya kesehatan atau target yang akan kita capai dalam hal kesehatan.
       Sebagi insan kesehatan kita tentunya menunggu tema apa yang akan diusung pemerintah untuk menyambut HKN pada tahun 2014 ini, ya... mari kita tunggu saja.
           Sebelum kita bersuka cita menyambut perayaan HKN, kita perlu tahu Hari-Hari Besar apa yang ada di bidang kesehatan baik tingkat nasional maupun tingkat internasional.
Untuk itu marilah kita tilik hari-hari besar tersebut yang antar lain adalah :
1. Tanggal 15 Januari : Hari Kanker Anak Sedunia
2. Tanggal 27 Januari : Hari Kusta Sedunia
3. Tanggal 04 Februari : Hari Kanker Sedunia
4. Tanggal 24 Maret : Hari Tuberkolosis Se- Dunia
5. Tanggal 07 April : Hari Kesehatan Se- Dunia
6. Tanggal 08 April : Hari Anak-anak Balita
7. Tanggal 10 April : Hari Meluas Malaria Se- Dunia
8. Tanggal 11 April : Hari Kanker Tulang
9. Tanggal 17 April : Hari Hemofilia Se- Dunia
10. Tanggal 18 April : Hari Diabetes Nasional
11. Tanggal 22 April : Hari Demam Berdarah
12. Tanggal 24 April : Hari Imunisasi
13. Tanggal 01 Mei : Hari Asma
14. Tanggal 08 Mei : Hari Palang Merah Se- Dunia
15. Tanggal 10 Mei : Hari Lupus Se-Dunia
16. Tanggal 29 Mei : Hari Lanjut Usia Nasional
17. Tanggal 31 Mei : Hari Tanpa Tembakau Se- Dunia
18. Tanggal 17 Juli : Hari Saka Bakti Husada
19. Tanggal 23 Juli : Hari Anak Nasional
20. Tanggal 01 Agustus : Hari Remaja Asia
21. Tanggal 01 - 07 Agustus : Pekan ASI Se- Dunia
22. Tanggal 15 September : Hari Peduli Limfoma se- Dunia
23. Tanggal 16 September : Hari Pangan Nasional
24. Tanggal 17 September : Hari Palang Merah Indonesia
25. Tanggal 24 September : Hari Jantung se- Dunia
26. Tanggal 28 September : Hari Rabies se- Dunia
27. Tanggal 30 September : Hari Hati Sedunia
28. Tanggal 04-12 September : Pekan Peduli Hepatitis B
29. Tanggal 09 Oktober : Hari Penglihatan se- Dunia
30. Tanggal 01 - 07 Agustus : Pekan ASI Se- Dunia
31. Tanggal 10 Oktober : Hari Kesehatan Jiwa se- Dunia
32. Tanggal 15 Oktober : Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS) se- Dunia
33. Tanggal 18 Oktober : Hari Menopause se- Dunia
34. Tanggal 20 Oktober : Hari Osteoporosis se- Dunia/Nasional
35. Tanggal 24 Oktober : Hari Dokter Nasional
36. Tanggal 12 November : Hari Kesehatan Nasional (HKN)
37. Tanggal 14 November : Hari Diabetes se- Dunia
38. Tanggal 15 November : Hari Penyakit Paru
39. Tanggal 28 November : Hari menanam Pohon Indonesia
40. Tanggal 01 Desember : Hari AIDS se- Dunia
41. Tanggal 03 Desember : Hari Penyandang Cacat se- Dunia
42. Tanggal 05 Desember : Hari Relawan se- Dunia
43. Tanggal 20 Desember : Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional
44. Tanggal 22 Desember : Hari Ibu
45. Tanggal 27 Desember : Hari Kesatuan Gerak PKK
46. Tanggal 28 Desember : Hari Kusta se- Dunia
Sumber : Kalender Pusat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Tahun 2011.

       Itulah hari-hari besar kesehatan yang kita peringati tiap tahun baik ditingkat nasional maupun dunia/internasional.
           Sebelum kita memperingati HKN ke 50 tahun 2014, ada beberapa hari besar kesehatan yang akan kita peringati yaitu seperti terlihat diatas.
          Sebagai bekal kita dalam menyongsong peringatan HKN ke 50 tahun 2014 marilah kita selalu berpola hidup sehat karena sehat adalah masa depan.

Hari Kesehatan Nasional ke-50, Menkes Perhatikan UKS

Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi
JAKARTA — Menteri Kesehatan (Menkes), Nafsiah Mboi, menyatakan peringatan hari kesehatan nasional ke-50 akan memberi perhatian khusus pada pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Hari kesehatan nasional diperingati setiap 12 November.
“Untuk memperingati hari kesehatan nasional yang kita harapkan mendapat perhatian khusus yakni UKS. Itu ingin kita angkat secara nasional. Kalau bisa seluruh kabupaten/ kota berpartisipasi,” kata Menkes, saat memberi sambutan dalam acara Penghargaan kepada Pemenang Lomba Kesehatan Sekolah Tingkat Nasional Tahun 2014, di kantor Kemenkes, Senin (18/8).
Nafsiah berharap dalam peringatan tersebut terdapat suatu kegiatan yang dilaksanakan secara serentak di UKS. Untuk itu, pemerintah daerah, pemerintah kabupaten/ kota dan kecamatan untuk mendukung.
Sekolah diminta bekerja sama dengan pemerintah atau pihak swasta untuk melakukan pemeriksaan kepada para siswa di UKS.
“Diupayakan kegiatan pemeriksaan mata, gigi, dan telinga, sebagai upaya untuk memberikan sesutu kepada anak-anak kita. Supaya anak-anak yang ada gangguan mata bisa mendapat kacamata,” imbuhnya.
Nafsiah bercerita beberapa waktu lalu dia diundang Kapolda Metro Jaya dalam kegiatan pemeriksaan kesehatan mata kepada anak-anak.
“Saya hampir nangis, ternyaata ada anak SD yang minus 12, mungkin terlalu dekat dengan televisi atau main game. Tapi penglihatannya sudah sangat terganggu bagaimana dia mengikuti kegiatan pembelajaran,” jelasnya.
Dalam hari kesehatan nasional dia ingin menekankan pentingnya peran UKS bagi kesehatan siswa. Melalui UKS, dimulai dari guru dan tenaga kesehatan secara sitsematis dan teratur mengajak dan mengajar anak didik untuk berperilaku hidup yang menyehatkan.
“Mungkin saat itu (12 November) saya bukan menteri tapi kalau ada yang melakukan saya apresisasi dan kalau tidak ada yang melakukan saya hantui,” guraunya.

Senin, 27 Oktober 2014

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Hari Kesehatan Nasional Ke-50 Tahun 2014 Kabupaten Lamongan

baliho

Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-50 yang jatuh pada tanggal 12 Nopember, Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan mengeluarkan jadwal kegiatan.
Rangkaian kegiatan peringatan HKN diawali pada tanggal 13-16 Oktober 2014 dengan mengadakan lomba Tenaga Kesehatan Teladan, dengan puncaknya pada tanggal 12 Nopember 2014 diadakan upacara di alun alun Kabupaten Lamongan.
Berikut susunan rangkaian kegiatan peringatan HKN ke-50 Kabupaten Lamongan :
NO
Tanggal
Jenis Kegiatan / Lomba
Koodinator
1
13 – 16 Okt 2014
Tenaga Kesehatan TeladanSiti Nurkasanah, SKM., MKes.
2
27 Okt – 8 Nop 2014
Web Blog KesehatanIsmail, SKM.,MM.Kes.
3
29 Okt 2014
Kreasi Mug Pesan GiziYudha Titi Lestyorini, SKM.,MM.Kes
4
9 Nopember 2014
Jalan SehatBudi Wignyo, S.Kep. Ners.
5
10 Nopember 2014
Paduan SuaraDrg. Yulita Dwi Poraktati
6
11 Nopember 2014
KaraokeDrg. Yulita Dwi Poraktati
7
11 Nopember 2014
Joget/Goyang MorenaDrg. Yulita Dwi Poraktati
8
Okt – Nop 2014
Kecamatan SehatWatik Aprilijanti, SKM.
9
Okt – Nop 2014
Ponkesdes TerbaikAbd Qodir, S.Kep.Ners.
10
Bakti SosialPanitia HKN
11
12 Nopember 2014
Pameran X BannerIsmail, SKM.,MM.Kes.
12
12 Nopember 2014
Upacara HKNPanitia HKN

50 tahun Hari Kesehatan Nasional

bung karno semprot malaria

Menilik kembali ke belakang pada era 50-an, penyakit malaria merupakan penyakit rakyat yang terbanyak penderitanya dan berjangkit di seluruh Indonesia. Ratusan ribu jiwa mati akibat malaria yang sebenarnya, melalui penyelidikan dan pengalaman penyakit malaria di Indonesia dapat dieliminasi. Oleh karena itu pemerintah melakukan usaha pembasmian malaria (malaria eradication) yang berarti melenyapkan malaria dari penjuru tanah air. Untuk mencapai hal tersebut, pada tahun 1959 dibentulah Dinas Pembasmian Malaria yang pada bulan Januari 1963 dirubah menjadi Komando Operasi Pembasmian Malaria (KOPEM). Pembasmian malaria ditangani secara bersama oleh pemerintah, WHO, USAID dan direncanakan pada tahun 1970 malaria akan hilang dari bumi Indonesia. Pembasmian malaria dilakukan dengan menggunakan obat baru yaitu DDT, dengan penyemprotan secara masal rumah-rumah di seluruh Jawa, Bali dan Lampung.
Penyemprotan secara simbolis dilakukan oleh Bung Karno selaku Presiden RI pada tanggal 12 November 1959 di desa Kalasan, sekitar 10 km di sebelah timur kota Yogyakarta. Selanjutnya, kegiatan tersebut dibarengi dengan kegiatan pendidikan atau penyuluhan kepada masyarakat. 5 tahun kemudian, kurang lebih 63 juta penduduk telah mendapat perlindungan dari penyakit malaria.
Sehingga pada tanggal 12 November 1964, keberhasilan pemberantasan malaria diperingati sebagai Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang pertama. HKN diperingati setiap tahun sebagai pendorong untuk meningkatkan pembangunan kesehatan masyarakat.
Di era Pelita I yang dimulai tahun 1969-1974, perkembangan kesehatan nasional masih memprihatinkan. Ditemukan fakta bahwa, dari 1000 bayi yang lahir hidup setiap tahun, 125 –150 meninggal sebelum berumur 1 tahun.
Dilain pihak, sejarah keberhasilan penyakit cacar misalnya- menjadi pelajaran berharga dalam sejarah pemberantasan penyakit menular. Vaksin kering yang dibuat oleh Prof. Dr. Sardjito mudah dibagikan ke sejumlah daerah di Indonesia, sehingga berhasil melakukan pencacaran.
Pada Pelita II, berbagai masalah kesehatan masih banyak dijumpai. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk tercapainya ketersediaan sarana, tenaga pelayanan kesehatan yang memenuhi kebutuhan masyarakat, mengurangi jumlah penderita penyakit dan menekan timbulnya wabah penyakit. Meningkatkan perbaikan gizi, ketersediaan sarana sanitasi dan pengembangan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat dan keluarga sejahtera.
Pada Pelita III (1978-1983) masih tetap memperihatinkan. AKI dan AKB masih tinggi. Namun demikian, program KB pada era ini ternyata mencapai kemajuan yang sangat signifian. Sejarah mencatat bahwa program KB berhasil mencapai akseptor 12,8 juta. Tingkat kesuburan turun, angka kelahiran turun dari 2,7% sebelum KB diluncurkan menjadi 2%.
“Keberhasilan program KB di Indonesia merupakan kisah sukses dalam sejarah keluarga berencana di dunia.” –dikutip dalam salah satu edisi ‘Population’. Di era ini juga dimulainya Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD), Posyandu dan Penyuluhan Kesehatan.
Di era ini juga dimulainya Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD), Posyandu dan Penyuluhan Kesehatan.
Di tahun 1993, gebrakan untuk Larangan Merokok mulai digalakkan. Produsen rokok harus mencantumkan tulisan bahaya merokok di kemasan produknya. Pembangunan kesehatan juga menentang stigma dan diskriminasi terhadap ODHA. Pada tahun ini obat Generik diperkenalkan agar masyarakat dapat lebih mudah mendapatkan obat.
Gizi masyarakat ditingkatkan melalui berbagai program seperti GAKI Iodium, Tablet tambah darah untuk Anemia Gizi Besi, Pemberian Kapsul Vit A dan Energi Protein.
Pekan Imunisasi Nasional di tahun 1995 menjadi sebuah program nasional yang meraih kesuksesan dalam penggerakan masyarakat. Upaya ini dimaksudkan agar anak Indonesia terbebas dari polio.
Tahun 1998 hingga 2009 merupakan Era Paradigma Sehat. Terkait dengan Visi Indonesia Sehat 2010, yang dimaknai dengan perubahan cara berfikir dari makna kesehatan yang semula diarahkan bagaimana menyembuhkan orang sakit, menjadi berfiir bagaimana sehat mental, fisik, spiritual, lingkungan dan faktor pendukung lain; itu berarti masyakat mampu untuk menceegah penyakit. Hal ini memiliki konsekuensi bahwa pembangunan semua sektor harus memperhatikan dampak terhadap bidang kesehatan, memberikan kontribusi positif dan tidak merugikan manusia yang hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat.
Periode 2005- 2014, pembangunan kesehatan telah sejalan dengan visi kabinet Indonesia Bersatu, yaitu Indonesia yang sejahtera, demokratis dan berkeadilan. Untuk mewujudkan visi kabinet tersebut, Kemenkes telah merumuskan visi, misi, nilai-nilai, strategi, sasaran serta program prioritasnya.
Berbagai program dicanangkan antara lain: Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkeskas); Desa Siaga, Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Dilaksanakan juga berbagai penanganan seperti: Flu Burung, Imunisasi, DTPK, PDBK dan Eradikasi Polio.
Berkat pelaksanaan pembangunan kesehatan yang berkesinambungan selama beberapa dasawarsa, maka derajat kesehatan masyarakat Indonesia meningkat. Namun masih terdapat disparitas bidang kesehatan, sosial dan ekonomi.
Oleh karena itu, visi Kemenkes tahun 2010 – 2014 adalah “Mewujudkan Masyarakat yang Mandiri dan Berkedaulatan.” Sedangkan fokus pembangunan kesehatan adalah meningkatkan akses masyarakat ke pelayanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu.
Hal yang patut dibanggakan bagi masyarakat Indonesia adalah pada tahun 2014 telah mendapatkan sertifiat Bebas Polio dari WHO. Hal ini adalah kedua kalinya badan dunia tersebut memberikan sertifiat setelah sebelumnya Indonesia telah bebas penyakit cacar pada tahun 1974.
Banyak tantangan yang harus dihadapi, namun bukan berarti tidak bisa kita lalui. Pengalaman dalam melaksanakan pembangunan kesehatan sangat bermanfaat dalam meningkatkan kinerja di masa depan.
Perlu dukungan seluruh jajaran kesehatan, baik di tingkat pusat maupun di daerah, masyarakat, serta dunia usaha. Koordinasi, sinkronisasi dan sinergisme sangat penting untuk mewujudkan implementasi pembangunan kesehatan yang diharapkan.
baliho

Prosedur Tetap Surat Terdaftar dan Surat Ijin Pengobat Tradisional


battraProsedur Tetap Surat Terdaftar Pengobat Tradisional (STPT)
  1. Dasar Hukum
Kepmenkes RI No. 1076 / Menkes / SK / VII/ 2003, tentang penyelenggaraan Pengobatan Tradisional.
  1. Persyaratan yang harus dipenuhi pemohon.
  1. Pemohon Baru
  1. Pengobat Tradisional ( Battra ) mengajukan permohonan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan melalui bagian Pessat ( Pelayanan Satu  Atap ) dengan dilengkapi persyaratan :
  1. Biodata Pengobat Tradisional
  2. Foto copy KTP / paspor untuk TKA
  3. Surat keterangan sehat dari Dokter
  4. Surat keterangan Kepala Desa tempat melakukan pekerjaan sebagai pengobat tradisional
  5. Surat pengantar Puskesmas setempat
  6. Peta lokasi usaha dan denah ruangan
  7. Foto copy ijasah pendidikan formal terkahir
  8. Rekomendasi dari Asosiasi / organisasi profesi dibidang pengobatan tradisional yang bersangkutan
  9. Foto copy sertifikat / Ijasah pengobat tradisional
  10. Pas foto berwarna ukuran 4 X 6 cm = 2 ( dua ) lembar
  11. Rekomendasi Kejaksaan bagi Battra  klasifikasi Supranatural dan Kantor Departemen Agama Kabupaten Lamongan bagi klasifikasi pendekatan agama.

  1. Surat pemeriksaan setempat untuk memeriksa lokasi tempat praktek Battra dan kelengkapannya.
  2. Berita acara pemeriksaan setempat sebagai bahan petimbangan penundaan atau pemberian surat terdaftar pengobat tradisional.
  3. Penerbitan surat terdaftar pengobat tradisional bagi Battra yang telah memenuhi persyaratan yang ada.

  1. Perpanjangan
  1. Pengobat tradisional mengajukan permohonan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan melalui bagian Pessat dengan dilengkapi persyaratan.
  1. Biodata pengobat tradisional
  2. Foto copy STPT yang lama
  3. Foto copy kunjungan penderita selama 1 tahun terakhir.
  4. Surat keterangan tidak ada perubahan
  1. Surat pemeriksaan setempat untuk pemeriksaan lokasi tempat praktek Battra dan kelengkapannya.
  2. Berita acara pemeriksaan setempat sebagai bahan pertimbangan penundaan atau pemberian Surat Terdaftar Pengobat Tradisional
  3. Penerbitan Surat Terdaftar Pengobat Tradisional  bagi Battra yang telah memenuhi persyaratan yang ada.

Prosedur Tetap Surat Ijin Pengobat Tradisional (SIPT)
  1. Dasar Hukum
Kepmenkes RI No. 1076 / Menkes / SK / VII/ 2003, tentang penyelenggaraan Pengobatan Tradisional.
  1. Persyaratan yang harus dipenuhi pemohon.
    1. Pemohon Baru
  2. Pengobat Tradisional ( Battra ) mengajukan permohonan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan melalui bagian ( Pelayanan Satu Atap ) dengan dilengkapi persyaratan :
  1. Biodata Pengobat Tradisional
  2. Foto copy KTP / paspor untuk TKA
  3. Surat keterangan Kepala Desa tempat melakukan pekerjaan sebagai pengobat tradisional
  4. Surat pengantar Puskesmas setempat
  5. Surat keterangan sehat dari Dokter
  6. Peta lokasi usaha dan denah ruangan
  7. Rekomendasi dari Asosiasi / organisasi profesi dibidang pengobat tradisional yang bersangkutan
  8. Foto copy sertifikat / Ijasah pengobat tradisional
  9. Pas foto berwarna ukuran 4 X 6 cm =  2 ( dua ) lembar
  10. Rekomendasi Kejaksaan bagi Battra Klasifikasi supranatural dan Kantor Departemen Agama Kabupaten Lamongan bagi Battra Klasifikasi pendekatan agama.

  1. Surat pemeriksaan setempat untuk pemeriksaan lokasi tempat praktek Battra dan kelengkapannya.
  2. Berita acara pemeriksaan setempat sebagai bahan pertimbangan penundaan atau pemberian Surat Ijin Pengobat Tradisional
  3. Penerbitan Surat Ijin Pengobat Tradisional  bagi Battra yang telah memenuhi persyaratan yang ada.
  1. Perpanjangan
1. Pengobat tradisional pengajuan permohonan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten   Lamongan melalui bagian Pessat dengan dilengkapi persyaratan.
  1. Biodata Pengobat Tradisional
  2. Foto copy SIPT lama
  3. Foto copy KTP / paspor untuk TKA
  4. Surat pengantar dari Puskesmas setempat
  5. Surat keterangan sehat dari Dokter
  6. Surat keterangan Kepala Desa tempat melakukan pekerjaan sebagai pengobat tradisional
  7. Rekomendasi dari Asosiasi / organisasi profesi dibidang pengobat tradisional yang bersangkutan
  8. Foto copy data kunjungan penderita selama 1 ( satu ) tahun terakhir
  9. Pas foto berwarna ukuran 4 X 6 cm =  2 ( dua ) lembar

2. Surat pemeriksaan setempat untuk pemeriksaan lokasi tempat praktek Battra dan kelengkapannya.
3.  Berita acara pemeriksaan setempat sebagai bahan pertimbangan penundaan atau pemberian Surat Ijin Pengobat Tradisional ( SIPT )
4. Penerbitan Surat Ijin Pengobat Tradisional  bagi Battra yang telah memenuhi persyaratan yang ada

Minggu, 29 Juni 2014

Pengaruh pertambahan penduduk terhadap keseimbangan lingkungan dan kelestarian alam

A.     Latar Belakang Masalah 


Peningkatan jumlah penduduk diikuti dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi. Hal itu menyebabkan kebutuhan akan barang,jasa, dan tempat tinggal meningkat tajam dan menuntut tambahan sarana dan prasarana untuk melayani keperluan masyarakat. Akan tetapi, alam memiliki daya dukung lingkungan yang terbatas. Kebutuhan yang terus-menerus meningkat tersebut pada gilirannya akan menyebabkan penggunaan sumber daya alam sulit dikontrol. Pengurasan sumber daya alam yang tidak terkendali tersebut mengakibatkan kerusakan lingkungan.
Aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sering menimbulkan dampak buruk pada lingkungan. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan bahan bangunan dan kertas, maka kayu di hutan ditebang. Untuk memenuhi kebutuhan lahan pertanian, maka hutan dibuka dan rawa/lahan gambut dikeringkan. Untuk memenuhi kebutuhan sandang, didirikan pabrik tekstil. Untuk mempercepat transportasi, diciptakan berbagai jenis kendaraan bermotor. Apabila tidak dilakukan dengan benar, aktivitas seperti contoh tersebut lambat laun dapat menimbulkan pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem. Misalnya penebangan hutan yang tidak terkendali dapat mengakibatkan berbagai bencana seperti banjir dan tanah longsor, serta dapat melenyapkan kekayaan keanekaragaman hayati di hutan tersebut. Apabila daya dukung lingkungan terbatas, maka pemenuhan kebutuhan penduduk selanjutnya menjadi tidak terjamin.
Di daerah yang padat, karena terbatasnya tempat penampungan sampah, seringkali sampah dibuang di tempat yang tidak semestinya, misalnya di sungai. Akibatnya timbul pencemaran air dan tanah. kebutuhan transportasi juga bertambah sehingga jumlah kendaraan bermotor meningkat. Hal ini akan menimbulkan pencemaran udara dan suara. Jadi kepadatan penduduk yang tinggi dapat mengakibatkan timbulnya berbagai pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem.
Aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sering menimbulkan dampak buruk pada lingkungan. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan bahan bangunan dan kertas, maka kayu di hutan ditebang. Untuk memenuhi kebutuhan lahan pertanian, maka hutan dibuka dan rawa/lahan gambut dikeringkan. Untuk memenuhi kebutuhan sandang, didirikan pabrik tekstil. Untuk mempercepat transportasi, diciptakan berbagai jenis kendaraan bermotor. Apabila tidak dilakukan dengan benar, aktivitas seperti contoh tersebut lambat laun dapat menimbulkan pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem. Misalnya penebangan hutan yang tidak terkendali dapat mengakibatkan berbagai bencana seperti banjir dan tanah longsor, serta dapat melenyapkan kekayaan keanekaragaman hayati di hutan tersebut. Apabila daya dukung lingkungan terbatas, maka pemenuhan kebutuhan penduduk selanjutnya menjadi tidak terjamin. Perlunya kita memperhatikan lingkungan dan menjaga kelestarian tidak hanya terjadi akibat pertumbuhan penduduk yang begitu pesat, adapun faktor-faktor lain yang merusaka lingkungan hidup sebagai berikut.

B.      Bentuk-bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup yang Disebabkan oleh Proses Alam dan Kegiatan Manusia
1.      Kerusakan Lingkungan Hidup oleh Faktor Alam
     Kerusakan lingkungan yang disebabkan faktor alam pada umumnya merupakan bencana alam seperti letusan gunung api, banjir, abrasi, angin puting beliung, gempa bumi, tsunami, dan sebagainya.




2.      Kerusakan Lingkungan Hidup yang Disebabkan oleh Kegiatan Manusia
    Kerusakan lingkungan yang disebabkan kegiatan manusia jauh lebih besar dibandingkan dengan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh proses alam. Kerusakan lingkungan yang disebabkan kegiatan manusia terjadi dalam berbagai bentuk seperti pencemaran, pengerukan, penebangan hutan untuk berbagai keperluan, dan sebagainya.



C. Perlunya Keseimbangan Lingkungan Terhadap Jumlah Pertambahan Kependudukan
Meningkatnya kebutuhan hidup manusia karena pertambahan jumlah penduduk dunia serta meningkatnya kesejahteraan hidup yang disertai meningkatnya kebutuhan hidup manusia di satu pihak, dan kemapuan teknologi modern yang mempermudah manusia mengolah sumberdaya alam yang terbatas, seringkali kearifan lingkungan yang mereka kembangkan sebagai kendali terlupakan. Pengolahan sumberdaya alam dan pengelolaan lingkungan yang sehat diabaikan demi terpenuhinya kebutuhan hidup manusia yang cenderung terus meningkat dalam jumlah, ragam dan mutunya. Pesatnya kemajuan teknologi modern tidak secara berimbang diikuti dengan perkembangan pranata sosial sebagai kendali sehingga dapat merusak keseimbangan lingkungan hidup.




D.  Solusi untuk mengatasi akibat dari pertambahan penduduk terhadap keseimbangan lingkungan dan kelestarian alam
Beberapa usaha yang dilakukan untuk pelestarian lingkungan hidup antara lain yaitu sebagai berikut.
1.       Bidang Kehutanan
Kerusakan hutan yang semakin parah dan meluas, perlu diantisipasi dengan berbagai upaya. Beberapa usaha yang perlu dilakukan antara lain :
a.    Penebangan pohon dan penanaman kembali agar dilakukan dengan seimbang sehingga hutan tetap lestari.
b.    Memperketat pengawasan terhadap penebangan-penebangan liar, dan memberikan  hukuman yang berat kepada mereka yang terlibat dalam kegiatan tersebut.
c.    Penebangan pohon harus dilakukan secara bijaksana. Pohon yang ditebang hendaknya yang besar dan tua agar pohon-pohon yang kecil dapat tumbuh subur kembali.
d.    Melakukan reboisasi (penanaman hutan kembali) pada kawasan-kawasan yang hutannya telah gundul, dan merehabilitasi kembali hutan-hutan yang telah rusak.
e.    Memperluas hutan lindung, taman nasional, dan sejenisnya sehingga fungsi hutan sebagai pengatur air, pencegah erosi, pengawetan tanah, tempat perlindungan flora dan fauna dapat tetap terpelihara dan lestari.






2.  Bidang Pertanian
a.    Mengubah sistem pertanian berladang (berpindah-pindah) menjadi pertanian menetap seperti sawah, perkebunan, tegalan, dan sebagainya.
b.    Pertanian yang dilakukan pada lahan tidak rata (curam), supaya dibuat teras-teras (sengkedan) sehingga bahaya erosi dapat diperkecil.
c.    Mengurangi penggunaan pestisida yang banyak digunakan untuk pemberantasan hama tanaman dengan cara memperbanyak predator (binatang pemakan) hama tanaman karena pemakaian pestisida dapat mencemarkan air dan tanah.
d. Menemukan jenis-jenis tanaman yang tahan hama sehingga dengan demikian penggunaan pestisida dapat dihindarkan.




3.  Bidang Industri
a.    Limbah-limbah industri yang akan dibuang ke dalam tanah maupun perairan harus dinetralkan terlebih dahulu sehingga limbah yang dibuang tersebut telah bebas dari bahan-bahan pencemar. Oleh karena itu, setiap industri diwajibkan membuat pengolahan limbah industri.
b.    Untuk mengurangi pencemaran udara yang disebabkan oleh asap industri yang berasal dari pembakaran yang menghasilkan CO (Karbon monooksida) dan CO2 (karbon dioksida), diwajibkan melakukan penghijauan di lingkungan sekitarnya. Penghijauan yaitu menanami lahan atau halaman-halaman dengan tumbuhan hijau.
c.    Mengurangi pemakaian bahan bakar minyak bumi dengan sumber energi yang lebih ramah lingkungan seperti energi listrik yang dihasilkan PLTA, energi panas bumi, sinar matahari, dan sebagainya.
d.    Melakukan daur ulang (recycling) terhadap barang-barang bekas yang tidak terpakai seperti kertas, plastik, aluminium, best, dan sebagainya. Dengan demikian selain memanfaatkan limbah barang bekas, keperluan bahan baku yang biasanya diambil dari alam dapat dikurangi.
e.    Menciptakan teknologi yang hemat bahan bakar, dan ramah lingkungan.
f.     Menetapkan kawasan-kawasan industri yang jauh dari permukiman penduduk.






4.   Bidang Perairan
a.    Melarang pembuangan limbah rumah tangga, sampah-sampah, dan benda-benda lainnya ke sungai maupun laut karena sungai dan laut bukan tempat pembuangan sampah.
b.    Perlu dibuat aturan-aturan yang ketat untuk penggalian pasir di laut sehingga tidak merusak lingkungan perairan laut sekitarnya.
c.    Pengambilan karang di laut yang menjadi tempat berkembang biak ikan-ikan harus dilarang.
d. Perlu dibuat aturan-aturan penangkapan ikan di sungai/laut seperti larangan penggunaan bom ikan, pemakaian pukat harimau di laut yang dapat menjaring ikan sampai sekecil-kecilnya, dan sebagainya.


5.     Flora dan Fauna
      Untuk menjaga kepunahan flora dan fauna langka, beberapa langkah yang perlu dilakukan antara lain :
a.    Menghukum yang seberat-beratnya sesuai dengan undang-undang bagi mereka yang mengambil flora dan memburu fauna yang dilindungi.
b.    Menetapkan kawasan perlindungan bagi flora dan fauna langka seperti Taman Nasional, Cagar Alam, Suaka Marga Satwa, dan lain-lain.


6.    Perundang-undangan
    Melaksanakan dengan konsekuen UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan memberikan sanksi hukuman yang berat bagi pelanggar-pelanggar lingkungan hidup sesuai dengan tuntutan undang-undang.