SELAMAT HARI KESEHATAN NASIONAL KE 50


Sabtu, 01 Agustus 2009

MOTIVASI

Konsep Motivasi
2.1.1 Pengertian Motivasi
Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditentukan sebelumnya. Atau dengan kata lain, motivasi dapat diartikan sebagai dorongan mental terhadap perorangan atau orang-orang sebagai anggota masyarakat. Motivasi dapat juga diartikan sebagai proses untuk mencoba mempengaruhi orang atau orang-orang yang dipimpinnya agar melakukan pekerjaan yang diinginkan, sesuai dengan tujuan tertentu yang ditetapkan lebih dahulu (Hamzah, 2007). Motivasi itu mempunyai arti dorongan berasal dari bahasa latin Movere yang berarti mendorong/menggerakkan. Motivasi inilah yang mendorong seseorang unuk berperilaku beraktifitas dalam pencapaian tujuan (Tri rusmi w, 1999). Motivasi adalah suatu proses yang menghasilkan suayu intensitas, arah, dan ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai tujuan (Anonimous, 2008)

2.1.2 Teori Motivasi
Menurut Tri Rusmi W (1999) mengemukakan teori motivasi yaitu;
1) Teori Hedonisme yaitu motivasi yang berhubungan dengan senang atau gembira
2) Teori Naluri yaitu motivasi atau didalam diri manusia
3) Teori kebudayaan yaitu motivasi yang akan menimbulkan prilaku berbudaya
4) Teori motivasi berdasarkan kebutuhan (Abraham Maslow)
5) Motivasi itu merupakan motor perilaku seseorang/individu
6) Semakin kuat motivasi seseorang, maka semakin cepat dalam memperoleh tujuan dan kepuasan
2.1.3 Bentuk Motivasi
Menurut Tri Rusmi W (1999) mengemukakan Bentuk motivasi yaitu;
1) Motivasi instrinsik atau motivasi yang datangnya dari dalam diri individu itu sendiri.
2) Motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang datangnya dari luar individu
3) Motivasi terdesak yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit dan munculnya serentak serta menghentak dan cepat sekali munculnya pada prilaku aktivitas seseorang
4) Motivasi yang berhubungan dengan idiologi politik, ekonomi, sosial dan budaya (ipoleksosbud) dan Hankam yang sering menonjol adalah motivasi sosial karena individu itu memang mahluk social

2.1.4 Proses terjadinya motivasi
Menurut Tri Rusmi W (1999) mengemukakan motivasi itu ada atau terjadi karena adanya kebutuhan seseorang yang harus segera dipenuhi untuk segera beraktivitas segera mencapai tujuan. Motivasi sebagai motor penggerak maka bahan bakarnya adalah kebutuhan.
2.1.5 Faktor yang mempengaruhi terhadap motivasi
Menurut Tri Rusmi (1999) mengemukakan faktor yang mempengaruhi terhadap motivasi diantaranya sebagai berikut;
1) Faktor phisik dan proses mental
2) Faktor hereditas, lingkungan dan kematangan atau usia
3) Faktor instrinsik seseorang
4) Fasilitas (sarana dan prasarana)
5) Situasi dan kondisi
6) Program dan aktivitas
2.1.6 Cara menigkatkan motivasi
1) Dengan teknik verbal
(1) Berbicara untuk membangkitkan semangat
(2) Pendekatan pribadi
(3) Diskusi dan sebagainya
2)Teknik tingkah laku (meniru, mencoba, menerapkan)
3) Teknik intensif dengan cara mengambil kaidah yang ada
4) Supertisi (kepercayaan akan sesuatu secara logis, namun membawa keberuntungan)
5) Citra/image yaitu dengan immagenasi yang tinggi maka individu termotivasi
2.1.7 Jenis motivator
Manusia sifatnya unik sehingga untuk memotivasi satu dengan yang lain tidak harus sama. Melalui pemahaman tentang hierarki kebutuhan maslow, kita dapat mengetahui jenis-jenis motivator. Individu memiliki hierarki kebutuhan yang menentukan tindakanya. Sekali kebutuhan paling dasar dipuaskan, individu akan termotivasi untuk mecapai kebutuhan berikutnya. Menurut Abraham C. dan shanley F.(1997), jenis motivator secara umum adalah uang, penghormatan, tantangan, pujian, kepercayaan atasan, lingkungan kerja yang menarik, jam kerja yang fleksibel, promosi, persahabatan, pengakuan, penghargaan, kemandirian, lingkungan yang kreatif, bonus/hadia, ucapan terimakasih, dan keyakinan dalam bekerja (Sunaryo, 2004)
2.1.8 Cara memotivasi
Menurut Sunaryo (2004) ada beberapa cara yang dapat diterapkan untuk memotivasi seseorang, yaitu:
1) Memotivasi dengan kekerasan (motivating by force), yaitu cara memotivasi dengan menggunakan ancaman hukuman atau kekerasan agar yang dimotivasi dapat melakukan apa yang harus dilakukan.
2) Memotivasi dengan bujukan (motivating by enticement), yaitu cara memotivasi dengan bujukan atau memberi hadiah agar melakukan sesuatu sesuai harapan yang memberikan motivasi.
3) Memotivasi dengan indentifikasi (motivating by indentivication or ego-involvement), yaitu cara memotivasi dengan menanamkan kesadaran sehingga individu berbuat sesuatu karena adanya keinginan yang timbul dari dalam dirinya sendiri dalam mencapai sesuatu.
2.1.9 Peran Motivasi Dalam Belajar Dan Pembelajaran
Menurut Hamzah B (2007) ada beberapa peranan motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain:
1) Peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar dihdapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya.
2) Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar
Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak.
3) Motivasi menentukan ketekunan belajar
Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusahan mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang lebih baik. Dalam hal itu, tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar. Sebaliknya, apabila seseorang kurang atau tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka dia tidak tahan lama belajar. Dia mudah tergoda untuk mengerjakan hal yang lain dan bukan belajar. Itu berarti motivasi sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar.

Tidak ada komentar: