SELAMAT HARI KESEHATAN NASIONAL KE 50


Sabtu, 01 Agustus 2009

KONSEP DASAR BELAJAR

KONSEP DASAR BELAJAR
2.2.1 Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu usaha untuk menguasai segala sesuatu yang berguna untuk hidup (Soekidjo Notoatmodjo, 2007). Belajar merupakan proses suatu aktivitas yang menghasilkan perubahan tingkah laku baik berupa pengetahuan, keterampilan maupun sikap pada diri siswa akibat dari latihan, penyesuaian maupun pengalaman (Dadang R, 2009).
2.2.2 Tujuan Belajar
Tujuan dari belajar adalah agar manusia melakukan perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang (Abu Ahmadi, 2004).
2.2.3 Aktivitas Dalam Belajar
Menurut Abu Ahmadi (2004) ada beberapa aktivitas dalam belajar yaitu:
1) Mendengar
Mendengar adalah suatu bentuk verbal. Dalam proses belajar mengajar di sekolah sering ada ceramah/kuliah dari guru. Tugas pelajar adalah mendengarkan. Melalui pendengarannya siswa berinteraksi dengan lingkungan sehingga dirinya berkembang.
2) Memandang
Memandang merupakan stimulasi visual yang memberi kesempatan bagi seseorang untuk belajar. Tidak semua pandangan/penglihatan kita adalah belajar, karena apabila dalam diri kita tidak terdapat kebutuhan, motivasi, serta set tertentu untuk mencapai suatu tujuan, maka pandangan yang demikian tidak termasuk belajar. Apabila kita memandang segala sesuatu dengan set tertentu untuk mencapai tujuan yang mengakibatkan perkembangan diri kita, maka dalam hal demikian kita sudah belajar.
3) Meraba, Membau, dan Mencicipi/ Mengecap
Meraba, membau, mengecap adalah aktivitas sensori seperti halnya pada mendengar dan memandang. Segenap stimulasi yang dapat diraba, dicium, dan dicecap merupakan situasi yang memberi kesempatan bagi seseorang untuk belajar. Hal aktivitas meraba, membau, ataupun aktivitas mengecap dapat dikatan belajar, apabila aktivitas itu didorong oleh kebutuhan, motivasi untuk mencapai tujuan dengan menggunakan set tertentu untuk memperoleh perubahan tingkah laku.
4) Menulis/ Mencatat
Menulis/mencatat merupakan suatu aktivitas pengindraan kita yang bertujuan, akan memberikan kesan yang berguna bagi belajar kita selanjutnya. Beberapa material diantaranya terdapat didalam buku dikelas, ataupun dibuat catatan kita sendiri. Mencatat termasuk sebagian dari belajar yaitu apabila dalam mencatat itu orang menyadari kebutuhan dan tujuannya, serta menggunakan set tertentu agar catatan itu nantinya berguna bagi pencapaian tujuan belajar.
5) Membaca
Membaca adalah suatu aktivitas belajar. Membaca untuk keperluan belajar harus pula menunjukkan set. memerlukan set. Membaca dengan set misalnya dengan memulai memperhatikan judul bab, topik utama dengan berorientasi kepada kebutuhan dan tujuan. Kemudian memilih topik yang relevan dengan kebutuhan atau tujuan itu. Sementara membaca catatlah setiap pertanyaan yang muncul dalam benak kita, kalau perlu dengan alternatif jawabannya.
6) Membuat Ikhtisar atau Ringkasan dan Menggaris bawahi
Ikhtisar atau ringkasan ini memang dapat membantu kita dalam hal mengingat atau mencari kembali materi dalam buku untuk masa yang akan datang. Untuk keperluan belajar yang intensif, bagaimanapun juga hanya membuat ikhtisar adalah belum cukup. Sementara membaca, pada hal yang penting kita garis bawah (underlining). Hal ini sangat membantu kita dalam usaha menemukan kembali materi itu di kemudian hari.
7) Mengamati Tabel, Diagram, dan Bagan
Dalam buku ataupun di lingkungan lain sering kita jumpai tabel, diagram ataupun bagan-bagan. Materi non-verbal semacam ini sangat berguna bagi kita dalam mempelajari materi yang relevan itu. Demikian pula gambar, peta, dan lain-lain dapat menjadi bahan ilustratif yang membentu pemahaman kita tentang sesuatu hak.
8) Menyusun Paper atau Kertas Kerja
Dalam membuat paper, pertama yng perlu mendapat perhatian ialah rumusan topik paper itu. Dari rumusan topik itu kita akan dapat menentukan materi yang relevan. Paper yang baik memerlukan perencana yang masak dengan terlebih dulu mengumpulkan ide yang menunjang serta penyediaan sumber yang relevan.
9) Mengingat
Mengingat dengan maksud agar ingat tentang sesuatu belum termasuk sebagai aktivitas belajar. Mengingat yang didasari atas kebutuhan serta kesadaran untuk mencapai tujuan belajar lebih lanjut adalah termasuk aktivitas belajar, apalagi jika menginngat itu berhubungan dengan aktivitas belajar lainnya.
10) Berpikir
Berpikir adalah termasuk aktivitas belajar. Dengan berpikir, orang memperoleh penemuan baru, setidak-setidaknya orang menjadi tahu tentang hubungan antar-sesuatu.
11) Latihan atau Praktek
Latihan atau praktek adalah termasuk aktivitas belajar. Orang yang melaksanakan kegiatan berlatih tentunya yang dapat mengembangkan sesuatu aspek pada dirinya. Dalam berlatih atau berpraktek terjadi interaksi yang interaksi antara subjek dengan lingkungan. Hasil latihan atau praktek itu sendiri akan berupa pengalaman yang dapat mengubah diri subjek serta mengubah lingkungannya. Lingkungan berubah dalam diri anak.
2.2.4 Ciri-ciri belajar
Belajar menunjukkan perubahan dalam tingkah laku di obyek dalam situasi tertentu, sehingga menurut (Wahid iqbal Mubarok, 2007)
1) Belajar berbeda dengan kematangan, pertumbuhan adalah saingan utama sebagai pengubah tingkah laku. Bila serangkaian tingkah laku matang melalui secara wajar tanpa adanya pengaru dalam latihan, maka dapat diartikan bahwa perkembangan itu adalah berkat kematangan (maturation) dan bukan karena belajar.
2) Belajar dibedakan dari perubahan fisik dan mental, perubahan tingkah laku juga dapat terjadi yang disebabkan oleh terjadinya peubahan pada fisik dan mental dan karena melakukan sesuatu perbuatan berulang kali yang mengakibatkan badan menjadi leleh atau letih. Akan tetapi perubahan tingkah laku tersebut tidak dapat di golongkan sebagai belajar. Jadi, perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh perubahan fisik dan mental bukan atau berbeda dengan belajar dalam arti sebenarnya.
3) Ciri belajar yang hasilnya reltif menetap, hasil belajar dalam bentuk perubahan tingkah laku, tingkah laku berupa perilaku (performance) yang nyata dapat diamati (observation)
2.2.5 Jenis belajar
Menurut Wahid Iqbal Mubarok (2007) bahwa menurut A.Be Block, berpendapat bahwa sebagian berpengaruh pada pembagian aspek kepribadian yaitu:
1) Bentuk belajar menurut psikis
(1) Belajar dinamika/konatif, ciri pembelajaran ini adalah belajar berkehendak sesuatu secara wajar. Berkehendak merupakan sesuatu yang psikis, yang terarah pada pemenuhan suatu kebutuhan yang disadari dan dihayati dan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
(2) Belajar afektif, cirri pembelajaran ini adalah belajar menghayati nilai dari suatu obyek yang dihadapi melalui alam perasaan yang yang diwujdkan dalam kehidupan.
(3) Belajar kognitf, yaitu belajar memperoleh dan menggunakan suatu bentuk representasi yang mewakili semua obyek yang dihadapi.
(4) Belajar senso-motorik, yaitu belajar dengan melalui: mengamati, bergerak, dan berketerampilan.
2) Bentuk belajar menurut materi yang dipelajari
(1) Belajar teoritis, bertujuan untuk menempatkan semua data dan fakta (pengetahua) dalam suatu kerangka organisasi mental, sehingga dapat digunakan untuk mencegah masalah.
(2) Belajar bermasyarakat, bertujuan mengekang dorongan dan kecenderungan spontan, demi kehidupan bersama dan memberikan kelonggaran kepada orang lain demi kehidupan bersama.
(3) Belajar estetis, bertujuan untuk membentuk kemampuan menciptakan dan menghayati keindahan diberbagai bidang kesenian.
3) Bentuk belajar yang tidak begitu disadari
(1) Belajar insedental, belajar sesuatu tanpa mempunyai intensi atau maksud untuk mempelajari hal itu, khususnya yang bersifat pengetahuan mengenai fakta dan data.
(2) Belajar dengan mencoba-coba, menanamkan suatu materi verbal didalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan kembali secara harfiah sesuai dengan materi aslinya.
(3) Belajar tersembunyi
2.2.6 Prinsip belajar
Menurut Wahid Iqbal Mubarok (2007) prinsip belajar terbagi menjadi delapan, yakni:
1) Belajar adalah suatu pengalaman yang terjadi didalam diri pelajar yang diaktifkan oleh pelajar sendiri, yang berarti proses belajer dikontrol oleh pelajar sendiri dan bukan oleh pengajar (guru/dosen)
2) Belajar adalah penemuan diri sendiri, berarti proses pengalihan ide-ide yang behubungan dengan diri sendiri dan masyarakat sebagai pelajar dapat menetukan kebutuhan dan tujuan yang akan dicapai.
3) Belajar adalah suatu konsekuensi dari pengalaman, dimana seseorang menjadi bertanggung jawab ketika dia diserahi tanggungjawab.
4) Belajar adalah proses kerja sama dan kolaboratif, kerja sama akan memperkuat proses belajar.
5) Belajar adalah proses evolusi, bukan proses revolusi karena perubahan perilaku memerlukan waktu dan kesabaran.
6) Belajar kadang-kadang merupakan proses yang menyakitkan, karena menghedaki perubahan kebiasaan yang sangat menyenangkan dan berharga bagi dirinya yang mungkin menjadi jalan hidup/pegangan hidupnya.
7) Belajar adalah proses emosional dan intelektual, belajar dipengaruhi oleh keadaan individu pengajar secara keseluruhan.
8) Belajar bersift individual dan unik, setiap orang punya gaya belajar dan keunikan sendiri
2.2.7 Tipe belajar
Menurut wahid Iqbal Mubarok (2007) ada delapan tipe belajar yaitu:
1) Belajar isyarat (signal learning),mirip dengan “condioned respon” atau respon bersyarat, seperti menutup mulut dengan telunjuk, isarat mengambil sikap tak bicara, lambaian tangan, isyarat untuk datang mendekat. Tipe belajar seperti ini dilakukan dengan merespon/isyarat. Jadi respon dilakukan itu bersifat umum, kabur dan emosional. Biasanya belajar seperti ini tidak disadari dalam arti respon diberikan secara tidak sadar.
2) Belajar stimulus respon( stimulus responding learning), respon bersifat spesifik, tipe belajar S-R (memberikan reaksi terhadap perangsang). Jadi belajar stimulus respon sama dengan teori asosiasi (S-R bond) setiap respon diperkut dengan reinforcemen.
3) Belajar rangkaian (chaining), yaitu semacam rangkaian antara berbagai S-R yang bersifat segera. Terjadi karena rangkaian motorik, seperti gerakan dalam mengikat sepatu, makan/minum, atau gerakan verbal. Hasil belajar biasanya memberikan reaksi verbal dan stimulus/perangsang.
4) Asosiasi verbal (verbal asosiation), suatu kalimat “piramida itu berbangun limas “ adalah contoh asosiasi verbal. Hubungan/asosiasi verbal terbentuk bila unsur-unsurnya terdapat dalam urutan tertentu dan yang satu mengikuti yang lain.
5) Belajar diskriminasi (discrimination learning), konsep merupakan simbol berpikir. Hal ini diperoleh dari hasil tafsiran terhadap fakta atau realita dan hubungan antara berbagai fakta, kemampuan membentuk konsep ini terjadi bila orang dapat melakukan diskriminasi. Hasi belajar yang memberikan reaksi yang berbeda pada stimulus yang mempunyai kesamaan/kemiripan.
6) Belajar konsep (consept learning), konsep merupakan simbol berpikir. Hal ini diperoleh dari hasil tafsiran terhadap fakta atau realita dan hubungan antara berbagai fakta. Kemampuan membentuk konsep ini terjadi bila orang dapat melakukan diskriminasi hasil belajar menempatkan obyek dalam kelompok tertentu.
7) Belajar aturan (rule learning), hukum, dalil, atau rumus adalah rule (aturan). Tipe belajar ini banyak terdapat dalam semua pelajaran di sekolah, seperti benda memuai bila dipanaskan. Belajar aturan ternyata mirip dengan “verbal clining” rangkaian verbal) terutama bila aturan itu tidak diketahui artinya. Hasil belajar yaitu menghubungkan beberapa konsep.
8) Belajar pemecahan masalah (problem solving), upaya pemecahan masalah dilakukan dengan menghubungkan berbagai aturan yang relevan dengan masalah ini, pemecahan masalah adalah biasa dalam kehidupan yang memerlukan pemikiran. Kesanggupan memecahkan masalah memperbesar kemampuan untuk memecahkan masalah lain. Hasil belajarnya yaitu menggabungkan beberapa kaidah menjadi prinsip pemecahan.
2.2.8 Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
1) Motivasi untuk belajar
2) Jumlah saudara
3) Ekonomi
4) Budaya
5) Peran orang tua
6) Lingkungan (teman sebaya)

Tidak ada komentar: