SELAMAT HARI KESEHATAN NASIONAL KE 50


Jumat, 22 Oktober 2010

Ketuban pecah dini (KPD)

A. Konsep Dasar Medik

1. Definisi

Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan, dan ditunggu satu jam belum dimulainya tanda persalinan. Waktu sejak pecah ketuban sampai terjadi kontraksi rahim disebut “kejadian ketuban pecah dini” (periode laten)

Kejadian ketuban pecah dini mendekati 10 % dari semua persalinan. Pada umur kehamilan kurang dari 34 minggu, kejadian sekitar 4 %. Sebagian dari ketuban pecah dini mempunyai periode laten melebihi satu minggu. Early rupture of membrane adalah ketuban pecah pada fase laten persalinan.

2. Anatomi Fisiologi

Darah terdiri dari elemen-elemen berbentuk dan plasma dalam jumlah setara. Elemen-elemen berbentuk tersebut adalah sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Plasma terdiri dari 900 air dan 100 elektrolit, gas terlarut berbagai produk sisa metabolisme dan zat-zat gizi misalnya gula asam amino, lemak, koleesterol, dan vitamin. Protein dalam darah misalnya albumin dan imuno globilin ikut menyusun plasma.

1) Pembentukan Sel Darah

Sel darah merah, sel darah putih dan trombosit di bentuk di hati dan limfa pada sumsum tulang belakang. Proses pembentukan sel-sel darah disebut hematopoiesis.

2) Sel Darah Merah

Sel darah merah tidak memiliki inti sel, mitokondria atau ribosom. Sel ini tidak dapat melakukan mitosis. Fosforilasi oksidatif sel atau pembentuk hemoglobin yang mengangkut sebagian besar oksigen yang diambil dari paru-paru ke sel-sel diseluruh tubuh. Sel darah matang di keluarkan dari sumsum tulang dan hidup sekitar 120 hari untuk kemudian mengalami disentegrasi dan mati.

Sel darah di gambarkan berdasaran ukuran dan jumlah hemoglobin yang terdapat di dalam sel :

Nermositik : sel yang ukurannya normal
Nermokromik : sel dengan jumlah hemoglobin yang normal
Mikrositik : sel yang ukurannya terlalu kecil
Makrositik : sel yang ukurannya terlalu besar
Hipokromik : sel yang sejumlah Hbnya terlalu sedikit
Hiperkromik : sel yang sejumlah Hbnya terlalu banyak
3) Hemoglobin

Hemoglobin terdiri dari bahan yang mengandung besi yang disebut hem (heme) dan protein globulin. Terdapat sekitar 300 molekul hemoglobin dalam setiap sel darah merah. Hemoglobin dalam darah dapat mengikat oksigen secara partial atau total.

4) Pemecahan Sel Darah Merah

Apabila sel darah merah mulai berdisentegasi pada akhir masa hidupnya, sel tersebut mengeluarkan hemoglobinnya kedalam sirkulasi. Hemoglobin diuraikan hati dan limfa. Molekul globulin diubah menjadi asam-asam amino. Besi dismpan dihati dan lmfa sampai di gunakan kembali oleh tubuh. Sisa molekul lainnya diubah menjadi bilirubin, yang kemudian dieksresikan melalui tinja atau urin.

3. Etiologi

Penyebab ketuban pecah dini (KPD) mempunyai dimensi multifaktorial yang dapat dijabarkan sebagai berikut :

Serviks inkopeten
Ketegangan rahim berlebihan; kehamilan ganda, hidramnion
Kelainan letak janin dalam rahim, letak sunsang, letang lintang
Kemungkinan kesempitan panggul : perut gantung, bagian terendah belum masuk PAP, sepalopelvik disproforsi
Kelainan bawaan dari selaput ketuban
Infeksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga menyebabkan ketuban pecah.
4. Patofisiologi

Mekanisme terjadinya ketuban pecah dini dapat berlangsung sebagai berikut :

Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi
Bila terjadi pembukaan serviks maka selaput ketuban sangat lemah dan mudah pecah dengan mengeluarkan air ketuban.
5. Penatalaksanaan Ketuban Pecah Dini (KPD)

Sebagai gambaran umum untuk penatalaksanaan KPD dapat dijabarkan sebagai berikut :

Pertahankan kehamilan sampai cukup matur, khususnya maturitas paru sehingga mengurangi kejadian kegagalan perkembangan paru yang yang sehat
Terjadi infeksi dalam rahim, yaitu korioamnionitis yang menjadi pemicu sepsis, meningitis janin, dan persalinan prematuritas
Dengan perkiraan janin sudah cukup besar dan persalinan diharapkan berlangsung dalam waktu 72 jam dapat diberikan kortikosteroid, sehingga kematangan paru janin dapat terjamin.
Pada kehamilan 24 sampai 32 minggu yang menyebabkan menunggu berat janin cukup, perlu dipertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan, dengan kemungkinan janin tidak dapat diselamatkan.
Menghadapi KPD, diperlukan KIM terhadap ibu dan keluarga sehingga terdapat pengertian bahwa tindakan mendadak mungkin dilakukan dengan pertimbangan untuk menyelamatkan ibu dan mungkin harus mengorbankan janinnya.
Pemeriksaan yang rutin dilakukan adalah USG untuk mengukur distansia biparietal dan peerlu melakukan aspirasi air ketuban untuk melakukan pemeriksaan kematangan paru melalui perbandingan L/S
Waktu terminasi pada hamil aterm dapat dianjurkan selang waktu 6 jam sampai 24 jam, bila tidak terjadi his spontan.
6. Tujuan umum dalam Asuhan Perawatan Bayi Baru Lahir adalah untuk :

Mempertahankan Pernapasan
- Segera setelah bayi lahir, bayi diletakkan dengan kepala lebih rendah dari pada badan agar supaya lendir keluar dari mulut dan mencegah lendir dan kadang – kadang darah dan mekonium masuk kesaluran pernafasan.

- Pengisapan lendir harus dilakukan dengan cepat dan lembut

- Bayi normal dalam beberapa detik sampai satu menit dengan membersihkan mulut dan hidung dari lendir akan segera timbul pernafasan spontan

Mencegah Infeksi
- Usaha yang paling efektif untuk mencegah infeksi pada bayi baru lahir ialah mencuci tangan sebelum memegang bayi dan perlengkapan yang digunakan untuk merawat bayi, mengisolasi bayi yang sakit dan memakai pakaian yang bersih.

Memperhatikan suhu tubuh
- Suhu lingkungan mempengaruhi kehidupan dan kesehatan bayi baru lahir, karena bila suhu lingkungan tidak ada; metabolisme dan konsumsi oksigen bayi akan meningkat.

- Segera setelah bayi lahir harus dikeringkan dan ditempatkan ditempat yang hangat. Setelah suhu tubuh bayi stabil biasanya 1‑2 jam sesudah lahir, bayi dibersihkan atau dimandikan.

Mengenal tanda‑tanda sakit
- Kondisi bayi dapat berubah dengan cepat karena itu perlu diawasi dengan kontinyu.

- Beberapa tanda‑tanda kelainan yang harts diperhatikan misalnya kulit, kening pada ban pertama kesukaran pernapasan, kenaikan atau penurunan suhu tubuh, biru atau pucat, penyakit kembung, problem makan, muntah, kejang‑kejang, tidak Bab selama 12 jam dan Bak dalam 12 jam pertama kehidupan dan penurunan badan‑badan bayi yang banyak.

7. Materi Perubahan Fisiologi pada Bayi Baru Lahir

Pernapasan dan peredaran darah
Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi 30 detik sesudah kelahiran. Pernapasan ini timbul sebagai akibat aktifitas normal dari susunan syaraf pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya. Seperti rangsangan hypoxaemia, sentuhan dan perubahan (perbedaan) suhu dari dalam uterus dengan di luar uterus. Semua ini menyebabkan perangsangan pusat pernapasan dalam otak yang meneruskan rangsangan tersebut untuk mengarahkan diafragma serta alat‑alat pernapasan lainnya.

Faeces
Faeces yang pertama keluar berupa pasta kental berwarna gelap dan lengket yang disebut meconiumhal tersebut sebenarnya sudah ada sejak janin berumur 26 minggu dalam kandungan.

Memelihara Kulit
Mengingat bahaya infeksi kulit dengan Staphyloccocing, banyak rumah sakit tidak memandikan bayi lagi, hanya darah dan meconium dibersihkan sedangkan dengan vernik caseosa dibiarkan.

Tali Pusat
Tali pusat diperiksa harus ada dua arteri dan satu vena, bila hanya didapat satu arteri mungkin ada kelainan kongenital lain. Tali pusat biasanya lepas dalam 14 hari setelah lahir, paling sering sekitar hari ke‑10. Mengingat kemungkinan infeksi tindakan aseptik sangat harus diperhatikan waktu merawat tali pusat.

Kehilangan Berat Badan
Karena selama 3 atau 4 hari yang pertama bayi boleh dikatakan hampir tidak kemasukkan cairan sedangkan bayi mengeluarkan feces, urine dan keringat. Tidak mengherankan bahwa beratnya turun sampai diimbangi oleh minum air susu yang cukup.

f. Refleks
Bayi menunjukkan beberapa refleks yang di sebut reflek primitive. Ada beberapa reflek primitive :

Moro Refleksi
Dapat dilihat bila bayi dikagetkan atau sekonyong‑ konyong digerakkan.

Graps Refleksi
Bila telapak dirangsang, tangan akan memberi reaksi seperti menggenggam.

Walking Refleks
Bila telapak kaki ditekan pada sebuah bangku atau pada suatu tempat yang datar, maka bayi akan bergerak seperti berjalan

Crossed Ectension Refleksi
Bila satu tangkai dipegang pada posisi extensi pada lutut dan telapak kaki sisi yang sama digores dengan kuku/jarum pada tungkai yang lain akan berada dalam posisi Fleksi Adduksi kemudian extensi

Rooting Refleksi
Rangsangan pada bibir atas bagian tengah mengakibatkan mulut terbuka dan rahang turun ke bawah.

8. Ciri‑Ciri Bayi Baru Lahir

Nilai APGAR
Apgar score dinilai pada satu menit bayi setelah lahir dan yang kedua lima menit setelah lahir, bayi yang normal nilai Apgarnya antara 7 – 10.

Berat dan panjang badan
Berat badan merupakan index gizi dan pertumbuhan yang baik terutama berat badan merupakan resultante pertumbuhan badan keseluruhan (normal BB : 2,5 ‑ 4 kg). Panjang badan lain halnya dengan berat badan, maka kenaikan tinggi badan tiap tahunnya terus menerus bertambah dari lahir sampai dewasa, kecuali pada masa adolesensi (normal PB : 50 cm)

Lingkar kepala dan dada
Pengukuran lingkaran kepala penting karena berhubungan dengan volume intrakranial dan dapat dinilai kecepatan tumbulrannya otak, ( normal ) LK : 33 35,6 cm). Lingkar dada pada masa neonatal terjadi juga pertambahan panjang atau lebar dada yang normal antara 30 cm, 33 cm, dan 36 cm.

9. Tindakan yang harus segera dilakukan pada Bayi dengan cara Pelaksanaannya

Menghisap lendir dan merangsang pernafasan bayi
Pengertian
Adalah memberikan pertolongan kepada bayi untuk mengeluarkan kotoran yang berupa lendir dan darah serta air ketuban dari mulut, tenggorokan, dan hidung bayi dengan cara menghisap dengan alat.

Tujuan
membersihkan kotoran
merangsang agar anak bernafas
Cara menghisap lendir
Resusitasi
Memberikan identitas bayi
nama nomor
sidik jari kaki
Peralatan‑peralatan disiapkan
Alat‑alat :

Dua buah penjepit nadi
Gunting tali pusat
Kapas lidi
Benang pengikat tali pusat
Alkohol 70 %
Gaas steril
Iodium tintur 3 % / betadine 10 %
Cara kerja : Tali pusat dipotong dijepit dengan 2 buah penjepit nadi, diurut ke placenta ± 5 cm lalu dipotong lagi klem di beri yodium tintur 3 % kemudian tali pusat diikat dengan 2 ikatan di beri betadine dibungkus dengan kasa tali pusat.

Menetes mata bayi
Tujuannya mencegah kemungkinan terjadinya infeksi karena kena kotoran waktu bayi melewati jalan lahir

Mengukur dan menimbang BB bayi baru lahir
Memberi pakaian.
daftar pustaka
Asrining Surasmi, Siti Handayani, Heni Nur Kusuma, (2002), “Perawatan Bayi Risiko Tinggi”, Jakarta : EGC.

Dr. Santosa NI, SKM (1990), “ Perawatan Kebidanan yang Berorientasi Pada Keluarga (Perawatan II) “, Jakarta : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Marilyn E. Doengoes, Mary Frances Mooorhouse (2001), “Rencana Perawatan Maternal/Bayi “, Jakarta : EGC.

Prof. Dr. Abdul Bari Saifudin, SPOG, MPHD ( 2002 ), “ Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Material & Neonatal “, : Jakarta : EGC.

Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SpOG (1998), “Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan”, Jakarta : EGC

Tidak ada komentar: