1 PENGERTIAN
Dengan makan dan minum tubuh kita
mendapat air, elektrolit, karbohidrat, lemak, vitamin dan zat-zat lainnya.
Dalam waktu 24 jam jumlah air dan elektrolit yang masuk dan keluar melalui
kemih, tinja, keringat dan uap pernapasan pada orang dewasa kira-kira sama
seperti pada tabel di bawah ini.
Masukan (ml per 24
jam)
|
Keluaran (ml per 24
jam)
|
||
Minum
|
800 – 1700
|
Urine
|
600 – 1600
|
Makan
|
500 -1000
|
Faeces
|
50 – 200
|
Oksidasi
|
200 – 300
|
IWL
|
850 – 1200
|
Jumlah
|
1500 – 3000
|
Jumlah
|
1500 – 3000
|
Terapi cairan dibutuhkan jika tubuh
tidak dapat memasukkan air, elektrolit, dan zat-zat makanan secara oral
misalnya pada keadaan pasien harus puasa lama (misal karena pembedahan saluran
cerna), perdarahan banyak, syok hipovolemik, anoreksia berat, mual muntah
terus-menerus, dll. Dengan terapi cairan, kebutuhan air dan elektrolit dapat
terpenuhi. Selain itu, dalam keadaan tertentu terapi cairan dapat digunakan
sebagai tambahan untuk memasukkan obat dan zat makanan secara rutin atau dapat
juga digunakan untuk menjaga keseimbangan asam-basa
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap
stressor fisiologis dan lingkungan. Keseimbangan cairan adalah esensial bagi
kesehatan. Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh
mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal (fisiologis)
yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya lingkungan sel yang relatif konstan
tapi dinamis. Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan ini
dinamakan “homeostasis”.
2
KOMPARTEMEN CAIRAN
Seluruh cairan tubuh didistribusikan diantara dua kompartemen utama,
yaitu : cairan intraselular (CIS) dan cairan ekstra selular (CES). Pada orang
normal dengan berat 70 kg, Total cairan tubuh (TBF) rata-ratanya sekitar 60%
berat badan atau sekitar 42 L. persentase ini dapat berubah, bergantung pada
umur, jenis kelamin dan derajat obesitas ( Guyton & Hall, 1997)
2.1 Cairan Intraselular (CIS) = 40% dari BB total
Adalah
cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang dewasa kira-kira 2/3 dari
cairan tubuh adalah intraselular, sama kira-kira 25 L pada rata-rata pria
dewasa (70 kg). Sebaliknya, hanya ½ dari cairan tubuh bayi adalah cairan
intraselular.
2.2 Cairan Ekstraselular (CES) = 20% dari BB total
Adalah cairan diluar sel. Ukuran relatif dari (CES)menurun dengan peningkatan usia. Pada bayi baru lahir, kira-kir ½ cairan tubuh terkandung didalam (CES). Setelah 1 tahun, volume relatif dari (CES) menurun sampai kira-kira 1/3 dari volume total. Ini hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria dewasa (70 kg). Lebih jauh (CES) dibagi menjadi :
Adalah cairan diluar sel. Ukuran relatif dari (CES)menurun dengan peningkatan usia. Pada bayi baru lahir, kira-kir ½ cairan tubuh terkandung didalam (CES). Setelah 1 tahun, volume relatif dari (CES) menurun sampai kira-kira 1/3 dari volume total. Ini hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria dewasa (70 kg). Lebih jauh (CES) dibagi menjadi :
2.2.1
Cairan interstisial (CIT) : Cairan disekitar
sel, sama dengan kira-kira 8 L pada orang dewasa. Cairan limfe termasuk dalam
volume interstisial. Relatif terhadap ukuran tubuh, volume (CIT) kira-kira sebesar
2 kali lebih besar pada bayi baru lahir dibanding orang dewasa.
2.2.2
Cairan intravaskular (CIV) : Cairan yang
terkandung di dalam pembuluh darah. Volume relatif dari (CIV) sama pada orang
dewasa dan anak-anak. Rata-rata volume darah orang dewasa kira-kira 5-6 L (8%
dari BB), 3 L (60%) dari jumlah tersebut adalah PLASMA. Sisanya 2-3 L (40%)
terdiri dari sel darah merah (SDM, atau eritrosit) yang mentranspor oksigen dan
bekerja sebagai bufer tubuh yang penting; sel darah putih (SDP, atau leukosit);
dan trombosit. Tapi nilai tersebut diatas dapat bervariasi pada orang yang
berbeda-beda, bergantung pada jenis kelamin, berat badan dan faktor-faktor
lain. Adapun fungsi dari darah adalah mencakup :
2.2.2.1
Pengiriman nutrien (mis ; glokusa dan oksigen) ke jaringan
2.2.2.2 Transpor produk sisa ke ginjal dan paru-paru
2.2.2.3 Pengiriman antibodi dan SDP ke tempat infeksi
2.2.2.4 Transpor hormon ke tempat aksinya
2.2.2.5 Sirkulasi panas tubuh
2.2.2.2 Transpor produk sisa ke ginjal dan paru-paru
2.2.2.3 Pengiriman antibodi dan SDP ke tempat infeksi
2.2.2.4 Transpor hormon ke tempat aksinya
2.2.2.5 Sirkulasi panas tubuh
2.2.3
Cairan Transelular (CTS) :
Adalah cairan yang terkandung di dalam rongga khusus dari tubuh.
Contoh (CTS) meliputi cairan serebrospinal, perikardial, pleural, sinovial, dan
cairan intraokular serta sekresi lambung. Pada waktu tertentu (CTS) mendekati
jumlah 1 L. Namun, sejumlah besar cairan dapat saja bergerak kedalam dan keluar
ruang transelular setiap harinya. Sebagai contoh, saluran gastro-intestinal
(GI) secara normal mensekresi dan mereabsorbsi sampai 6-8 L per-hari.
Secara Skematis Jenis dan Jumlah Cairan Tubuh dapat digambarkan
sebagai berikut :
3 FUNGSI CAIRAN TUBUH
3.1 Sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke sel-sel
3.2 Mengeluarkan buangan-buangan sel
3.3 Mmbentu dalam metabolisme sel
3.4 Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit
3.5 Membantu memelihara suhu tubuh
3.6 Membantu pencernaan
3.7 Mempemudah eliminasi
3.8 Mengangkut zat-zat seperti (hormon, enzim, SDP, SDM)
4 KOMPOSISI CAIRAN TUBUH
Semua cairan tubuh adalah air larutan pelarut, substansi terlarut
(zat terlarut)
4.1 Air
4.1 Air
Air adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Rata-rata pria Dewasa
hampir 60% dari berat badannya adalah air dan rata-rata wanita mengandung 55%
air dari berat badannya.
4.2
Solut (terlarut)
Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi terlarut
(zat terlarut) elektrolit dan non-elektrolit.
4.2.1
Elektrolit : Substansi yang
berdiasosiasi (terpisah) di dalam larutan dan akan menghantarkan arus listrik.
Elektrolit berdisosiasi menjadi ion positif dan negatif dan diukur dengan
kapasitasnya untuk saling berikatan satu sama lain( miliekuivalen/liter
mol/L) atau dengan berat molekul dalam garam ( milimol/liter mEq/L ). Jumlah kation dan anion, yang diukur dalam miliekuivalen, dalam larutan selalu sama.
Kation : ion-ion yang mambentuk muatan positif dalam larutan. Kation ekstraselular utama adalah natrium (Na), sedangkan kation intraselular utama adalah kalium (K). Sistem pompa terdapat di dinding sel tubuh yang memompa natrium ke luar dan kalium ke dalam
mol/L) atau dengan berat molekul dalam garam ( milimol/liter mEq/L ). Jumlah kation dan anion, yang diukur dalam miliekuivalen, dalam larutan selalu sama.
Kation : ion-ion yang mambentuk muatan positif dalam larutan. Kation ekstraselular utama adalah natrium (Na), sedangkan kation intraselular utama adalah kalium (K). Sistem pompa terdapat di dinding sel tubuh yang memompa natrium ke luar dan kalium ke dalam
Anion : ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan. Anion
ekstraselular utama adalah klorida ( Clˉ ), sedangkan anion intraselular utama
adalah ion fosfat (PO4).
Karena kandungan elektrolit dari palsma dan cairan interstisial
secara esensial sama (lihat Tabel. 1-2), nilai elektrolit plasma menunjukkan
komposisi cairan ekstraselular, yang terdiri atas cairan intraselular dan
interstisial. Namun demikian, nilai elektrolit plasma tidak selalu menunjukkan
komposisi elektrolit dari cairan intraselular. Pemahaman perbedaan antara dua
kompartemen ini penting dalam mengantisipasi gangguan seperti trauma jaringan
atau ketidakseimbangan asam-basa. Pada situasi ini, elektrolit dapat dilepaskan
dari atau bergerak kedalam atau keluar sel, secara bermakna mengubah nilai
elektrolit palsma.
4.2.2 Non-elektrolit : Substansi seperti glokusa dan urea yang tidak
berdisosiasi dalam larutan dan diukur berdasarkan berat (miligram per 100
ml-mg/dl). Non-elektrolit lainnya yang secara klinis penting mencakup kreatinin
dan bilirubin.
5 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan
elektrolit diantaranya adalah:
5.1 Usia
Variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh, metabolisme yang
diperlukan dan berat badan. selain itu sesuai aturan, air tubuh menurun dengan
peningkatan usia. Berikut akan disajikan dalam tabel perubahan pada air tubuh
total sesuai usia.
5.2 Jenis kelamin
Wanita mempunyai air tubuh yang kurang secara proporsional, karena
lebih banyak mengandung lemak tubuh
5.3 Sel-sel lemak
Mengandung sedikit air, sehingga air tubuh menurun dengan peningkatan
lemak tubuh
5.4 Stres
5.4 Stres
Stres dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi
darah dan glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan
air. Proses ini dapat meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi urine
5.5 Sakit
5.5 Sakit
Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjal dan jantung,
gangguan hormon akan mengganggu keseimbangan cairan
5.6 Temperatur lingkungan
Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat. Seseorang dapat
kehilangan NaCl melalui keringat sebanyak 15-30 g/hari
5.7 Diet
Pada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah cadangan
energi, proses ini akan menimbulkan pergerakan cairan dari interstisial ke
intraselular.
DAFTAR PUSTAKA :
www.google.com . Konsep dasar cairan dan
elektrolit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar