SELAMAT HARI KESEHATAN NASIONAL KE 50


Jumat, 19 Juni 2009

SEPSIS NEONATURUM

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
SEPSUS NEONATURUM

II Konsep Dasar Medik
1.1Pegertian
1)Sepsis adalah infeksi umum pada bayi baru lahir, sering disesuaikan oleh infeksi ibu asimtamatik antepartum atau intra partum, infeksi pascanatal yang didapat biasanya karena kontak dengan petugas atau peralatan terkontaminasi
2)Sepsis adalah sindroma yang ditandai gejala klinik disebabkan oleh infeksi yang parah yang mana dapat berkembang menjadi sepsisimila dan sikoksepik. (Marillyan E. Doenges, Nursing care planedistion 2;765)
3)Sepsis pada periode neonatal adalah suatu sindroma klinik yang ditandai dengan adanya penyakit sistemik simptomatik dan bakteri dalam darah. (Nelson, Ilmu Kesehatan anak I, 678)
4)Sepsis neonatorum adalah sindrom klinik yang ditandai dengan adanya gejala sistemik disertai dengan adanya bakterimia. (UPF IKA, RSUD Dr. Soetomo 1994, 178)
Kesimpulan : sindroma klinik yang ditandai dengan adanya gejala sistem simptomatik dengan adanya bakterikimia dalam darah yang di dapat biasanya karena kontak dengan petugas atau peralatan terkontaminasi.
1.2Etiologi
Sepsis dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, virus atau riketsia, tapi sebagian besar sepsis disebabkan organisme aram negarif, organisme tersering sebagai penyebab penyakit adalah escherichia coli dan stretokok group B, stapylococcus aureus, enterokok, klebsiella-enterobakterisp, pseudomonas aerugenosa, prokteus.
1.3Putofisiologi
1)Kuman berasal dari darah ibu
2)Kuman berasal dari flora vagina dan perivieum menyebar ke atas kecavum uteri sebelum persalinan atau perkontinuitatum pada saat bayi melalui jalan persalinan menelan sekret jalan lahir.
3)Kuman berasal dari berbagai tubuh lain:
1)Infeksi saluran kencing
2)Pneumoniua
3)Omphalitis
4)Piodermia
5)Gastroentiritis
6)Otitis media
7)Dan lain-lain
4)Kuman berasal dari lingkungan (nasakomias)
1)Tidak atau kurang baiknya mencuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa bayi
2)Bayi yang minum PASI (Pengganti Air Susu Ibu) akan mendapatkan resiko infeksi yang lebih tinggi dibandingkan yang mendapat ASI
3)Semua bayi, terutama yang kurang bulan yang mendapat tindakan / antara lain:
Resusitasi aktif dengan alat pulmorator, intubasi
Partus buatan yang disertai dengan ekskorisasi pada kulit
Pemberian infus
1.4Gejala Klinik
1.5Diagnosis
Diagnosis sepis tergantung dari
1)Esolasi agen etiologik dari
2)Cairan spinal
3)Air kemih atau cairan tubuh lain
Darah yang dipergunakan umtuk pembiakan diambil dari vena perifer. Dengan 2 biakan darah sering dapat membantu menafsirkan kemungkinan bakteri pencemar tetapi dengan 1 contoh darah biasanya sudah cukup oleh karena perlu secepatnya mulai pengobatan antibiotika dengan pembiakan air kemih dapat diketahui apakah penderita mengalami sepsis yang disebabkan oleh karena ginjal di semai oleh organisme selama bakteremia dan memngakibatkan hasil pembiakan air kemih (+).
1.6Prognosis
Angka kematian pada sepsis neonatal + 10-90 % yang tergantung pada :
1)Waktu dan cara awitan penyakit
2)Agen etiologik
3)Derasat prematuritas
4)Adanya penyakit yang menyertai
5)Ruang bayi
6)Unit perawatan intensif
1.7Pemeriksaan penunjang
1)Kultur darah cairan serebro spinal, urine dan faeces
2)Foto thoraks
3)Fungsi lumbal
Pemeriksaan labolatorium pendukung
1)Darah lengkap dan thrombosit
2)Urine lengkap
3)Faeces lengkap
4)Kalau dapat pemeriksaan CRP
1.8Pengobatan
1)Antibiotika:
Ampisilin 200 mg/K9BB/24 jam dibagi 2 dosis
Gentamisin 5 mg / K9BB/24 Jam untuk dibagi 2 dosis lama pengobatan 10 – 14 hari.
2)Suportif/simtomatik
Lakukan monitoring cairan, elektrolit dan glukosa, berikan koreksi jika terjadi hipovolemia, hipokaisemia, dan hipoglikemia.
3)Untuk overwhelming sepsis (sepsis yang berat) dapat dilakukan tranfusi tukar.
2KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
2.1Pengkajian
2.1.1Identitas
Lebih banyak terjadi pada neonatus
2.1.2Riwayat penyakit
1)Keluhan utama
Panas (hipo/hipertermi)
2)Riwayat penyakit sekarang
Bayi tidak mau minum / menyusu sehingga terjadi penurunan BB, bayi tampak lemah sering diikuti kesulitan pernapasan, ikterus, dan suhu bayi dingin/panas
3)Riwayat penyakit dahulu
Pada ibu ditemukan infeksi/febris, air ketuban berbau dengan / tanpa warna hijau, ketuban pecah lama, persalinan lama
Pada bayi didapatkan riwayat niali apgar yang rendah, prematur, bayi tidak mau minum/menyusu, berat badan menurun, bayi tampak lemah. Kuning, suhu bayi panas / dingin.
4)Riwayat penyakit keluarga
Dalam keluarga adakah yang menderita sepsis
2.1.3Kebutuhan nutrisi
Biasanya mengalami anorexia, mual, muntah
2.1.4Kebutuhan aktivitas sehari-hari
Kelihatan lemah malaise,
2.1.5Kebutuhan eliminasi
Eliminasi unc : oliguri,
Eliminasi alvi : diare
2.1.6Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dilakukan penilaian sbb:
1)Suhu
Ukur suhu, bayi dinyatakan febris bila suhu lebih dari 370c dan hati-hati terjadi hipotermi bila kurang dari 36,50c
2)Menyusu
Minta ibu meletakkan bayi didada amati bagaimana dia menyusu
3)Menangis
Rangsang bayi untuk menangis dan amati terus tangisnya apakah bayi ia menangis normal atau lemah ? apakah menangis terus ?
4)Aktivitas
Amati bayi apakah tampak diam, gelisah / sangat iritable ?
5)Pernapasan
Amati pernapasan bayi untuk melihat apakah ia bernapas tidak teratur, tampak retraksi interkostalatau mengorok
6)Bersihkan lubang hidung dan amati apakah pernapasan menjadi lebih baik
2.2Diagnosa keperawatan
2.2.1Resiko tinggi infeksi s/d pemasangan kateter indwelling dismatur transmisi maternal, transmisi nasokomial, imunologi yang sesuai.
Kriteria hasil
nilai labolatorium dalam batas normal :
Sel darah putih 10.000 – 20.000
Neutrofil 45%
Limfosit 30%
Bands kurang dari 10%
Bands – to – leucosit ratio kurang dari ( = 2
Kultur (-)
Suhu dalam batas normal
Intervensi :
1)Monitoring nilai labolatorium, laporkan dan diskusikan dengan physisian
2)Berikan antibiotik sesuai dengan sensitivitas
3)Ukur suhu sesuai dengan indikasi
4)Monitor temperatur axilla tiap dua jam sesuai dengan indikasi
5)Ajarkan perawatan yang baik dengan teknik mencuci tangan dan strategi untuk meminimalkan infeksi silang.
Rasional:
Monitor deteksi awal dengan segera dan perkembangan infeksi
2.2.2Inefektif termoregulasi (neonatus) s/d proses infeksi, dismatur kriteria hasil.
Temperatur axilla dalam batas normal
Intervensi:
1)Ukur suhu sesuai dengan indikasi
Kontrol servo
Double Isolasi
Jaga dari kondisi panas
2)Kaji lingkungan dan temperatur axilla tiap 2 jam sesuai indikasi
Rasional :
Mengetahui perubahan dan perkembangan secara dini
2.2.3Gangguan integritas jaringan s/d pemberian cairan, nutrisi, monitor biometrik
Kriteria hasil:
Pertahankan kesempurnaan kulit dan membran mukosa
Berikan secara iv jika bebas dari tanda-tanda infeksi
Intervensai :
1)Inspeksi kulit setiap 4-8 jam
2)Gunakan pita (tape) seminimal mungkin
3)Monitor dari kesesuaian ukuran dan gestasi anak
4)Anjurkan bergerak secara hati-hati
5)Inspeksi pemberian iv tiap jam sebagai indikasi
6)Gunakan teknik aseptik ketika menyiapkan dan memberikan cairan XXX dan obat-obatan.
7)Rubah cairan per – iv tiap standart unit, rubah posisi selang w dan berikan standart per unit
Rasional :
Teknik yang hati-hati dapat meminimalkan potensi terjadinya infeksi sekunder.
2.2.4Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan sepsis neonatal
Kriteria hasil :
Tidak kehilangan berat badan
Mendemonstrasikan peningkatan berat badan progresif
Intervensi :
1)Berikan cairan parental sesuai pesanan
2)Ukur masukan dan XXX
3)Berat jenis urin 2 kali pershift
4)Timbang berat badan bayi setiap hari
5)Berikan makanan perselang sesuai pesanan
6)Catat aktivasi bayi dan perilaku makan
7)Pasang selang nasogatrik secara periodik
8)Berikan kebutuhan menghisap pada botol sesuai indikasi
Rasional :
Nutrisi kurang mempermudah infeksi atau mikroorganisme lebih mudah masuk ke tubuh, menurunkan daya imun
2.2.5Nyeri s/d proses penyakit obat-obatan
Kriteria hasil :
Menghilangkan ketidak adaan nyeri dengan :
Tanda-tanda vital stabil, status neorologi
Respon terhadap kenyamanan
Intervesi :
1)Kaji stress anak : tanda-tanda vital, neorologi
2)Kaji kestabilan curah jantungirespirasi, tekanan darah
3)Beri kenyamanan seperti ketenangan, kurangi kegaduhan
4)Beri obat anti nyeri sebagai indikasi
Rasional :
Meminimalkan sistem yang sesuai untuk menstimulasi nyeri.
2.2.6Resiko tinggi terjadinya transmisi infeksi s/d kontak alami dengan virus
Kriteria hasil :
Peningkatan isolasi sampai aktivitas virus bebas
Intervensi :
1)Utamakan isolasi yang ketat sebagai prosedursesuai dengan penyebab awal CDC
2)Kurangi keketatan dengan mencuci tangan
3)Utamakan darah yang ketal, prosedur cairan tubuh
4)Menggunakan alat-alat yang disposibel
Rasional :
Penyebab awal isolasi mengurangi dalam perubahan transmisi
2.2.7Resiko tinggi perubahan orang tua s/d anak sakit, stress
Kriteria hasil :
Menerima kunjungan yang teratur dari orang tua
Menerima interaksi (+) dari orang tua dengan pengajaran, komunikasi verbal, kontak mata
Intervensi :
1)Diskusikan pilihan kunjungan dengan orang tua, strategi yang berhubungan dengan status anak dan kemampuan untuk menerima stimulasi
Rasional :
Informasi, petunjuk dan mendukung peran orang tua
2.2.8Defisit pengetahuan s/d kuranganya pengetahuan dengan kondisi anak, kursus dan penatalaksanaannya
Kriteria hasil :
Orangtua mendemonstrasikan pengetahuan untuk rencana perawatan anaknya
Intervensi :
1)Diskusikan proses penyakit dengan orangtua atau pemberi perawatan
2)Bagi ekspetasi untuk mengantisipasi kursus
3)Diskusikan strategi penatalaksanaan sebagai implementasi atau pertanyaan dari orang tua
Rasional :
Meminimalkan stress orangtua dengan memberikan informasi dan inklusi penatalaksanaan
DAFTAR PUSTAKA
Arif, manjoer (2001), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, jilid II, Media Ausculapius, FKUI, Jakarta
Carpenito, lynda Juall (2001), Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, EGC, Jakarta
Doenges, E Marilynn (2000), Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3, EGC, Jakarta
Doenges, E Marilynn (1984), Nursing cara plan edisi II, EGC, Jakarta.
Nelson (1992), Ilmu Kesehatan Anak Edisi III, EGC, Jakarta
Panitia medik farmasi dan terapi lab. UPF kesehatan anak (1994), Pedoman Diagnosa dan Terapi, RSUD Dr. Soetomo, Surabaya
Susan, martin Tucker (1998), Standar perawatan Pasien, Edisi 5, Volume 4, EGC Jakarta

PATOFISIOLOGI

Ibu hamil yang mengalami infeksi

Kuman masuk dalam darah ibu

Darah ibu masuk ke dalam janin melalui plasenta

Bayi terinfeksi
Flora normal pada vagina

Menyebar ke otak cavum uteri

Persalinan

Bayi melalui jalan lahir

Bayi menelan sekret


Spsis Neonatorum
Kuman yang berasal dari lingkungan :
Tidak cuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa bayi
Bayi yang mendapatkan pasi
Bayi prematur atau bblr yang mendapatkan tindakan resusitasi dan infus dll.

Tidak ada komentar: