1.
Pengertian Kebutuhan
Psikososial:
Manusia adalah makhluk biopsikososial yang unik dan menerapkan system
terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selaulu berusaha untuk
mempertahankan keseimbangan hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan oleh
setiap individu untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, keadaan ini
disebut dengan sehat. Sedangkan seseorang dikatakan sakit apabila gagal dalam
mempertahankan keseimbangan diri dan lingkungannya. Sebagai makhluk social, untuk
mencapai kepuasana dalam kehidupan, mereka harus membina hubungan interpersonal
positif .
2.
Status Emosi
Setiap individu mempunyai kebutuhan emosi dasar, termasuk kebutuhan akan
cinta, kepercayaan, otonomi, identitas, harga diri, penghargaan dan rasa aman.
Schultz (1966) Merangkum kebutuhan tersebut sebagai kebutuhan interpersonal
untuk inklusi, control dan afeksi. Bila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi,
akibatnya dapt berupa perasaan atau prilaku yang tidak diharapkan, seperti
ansietas, kemarahan, kesepian dan rasa tidak pasti. Kebutuhan interpersonal
akan inklusi, control dan afeksi kadang saling tumpang tindih dan
berkesinambungan.
2.1 Kebutuhan
akan inklusi :
Merupakan
kebutuhan untuk menetapkan dan memelihara hubungan yang memuaskan dengan orang.
Dalam lingkungan perawatan kesehatan, kebutuhan inklusi dapat dipenuhi dengan
memberi informasi dan menjawab semua pertanyaan, menjelaskan tanggung jawab
perawat dalm memberi perawatan dan mengenali kebutuhan serta kesukaan pasien.
2.2 Kebutuhan akan kontrol :
Berhubungan dengan kebutuhan untuk menentukan dan memelihara hubungan yang
memuaskan dengan orang lain dengan memperhatikan kekuasaan, pembuatan keputusan
dan otoritas. Contoh: Saat orang melepaskan tanggung jawab pribadinya dan menjadi
pasien yang sangat terikat dan tidak berdaya yang selalu meminta petunjuk dari
semua orang mengenai apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya.
Dibalik prilaku itu tersembunyi ansietas, bermusuhan dan kurang percaya
terhadap orang lain atau diri sendiri. Intervensi keperawatan yang
membantu pasien menerima tanggung jawab untum membuat keputusan mengenai
perawatan pasien yang menunjang pemulihan control.
2.3 Kebutuhan Afeksi :
Seseorang membangun hubungan saling memberi dan saling menerima berdasarkan
saling menyukai. Afeksi diungkapkan dengan kata-kata cinta, suka, akrab secara
emosional, pribadi, sahabat, dan intimasi.
3.
Rentang
Respon Emosional
RENTANG RESPONS EMOSIONAL
Respons Adaptif
Respons Maladaptif
Kepekaan emosional
|
Reaksi berduka takterkomplikasi
|
Supresi emosi
|
Penundaan reaksi berduka
|
Depresi/mania
|
Pengertian:
3.1 Kepekaan
emosiaonal
adalah
Respons emosional termasuk dipengaruhi oleh dan berperan aktif dalam dunia
internal dan eksternal sesorang. Tersirat bahwa orang tersebut terbuka dan
sadar akan perasaannya sendiri.
3.2 Reaksi
berduka takterkomplikasi
Terjadi
sebagai respons terhadap kehilangan dan tersirat bahwa seseorang sedang
menghadapi suatu kehilngan yang nyata serta terbenam dalam proses berdukanya.
3.3 Supresi
emosi
Mungkin
tampak sebagai penyangkalan (denial) terhadap perasaan sendiri, pelepasan dari
keterikatandengan emosi atau penalaran terhadap semua aspek dari dunia afektif
seseorang.
3.4 Penundaan
reaksi berkabung
Ketidakadaan
yang persisten respons emosional terhadap kehilangan . ini dapat terjadi pada
awal proses berkabung dan menjadi nyata pada kemunduran proses, mulai terjadi
atau keduanya. Penundaan dan penolakan proses berduka kadang terjadi
bertahun-tahun.
3.5 Depresi
atau melankolia
Suatu
kesedihan atau perasaan berduka berkepanjangan. Dapat digunakan untuk
menunjukkan berbagai fenomena, tanda, gejala, sindrom, keadaan emosional,
reaksi, penyakit atau klinik.
3.6 Mania
Ditandai
dengan elevasi alam perasaan berkepanjangan dan mudah tersinggung.
4. Konsep Diri
KD adalah Semua perasaan,
kepercayaan dan nilai yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi
individu dalam berhubungan dengan orang lain.Berkembang secara bertahap,
saat bayi mulai mengenal dan membedakan diri dengan
orang lain. Pembentukan KD dipengaruhi asuhan orang tua dan lingkungan.
Tercapai aktualisasi diri ( Hirarkhi maslow) → Perlu KD yang sehat.
Komponen KD :
4.1 Body
Image ( Citra tubuh)
Sikap terhadap tubuh secara sadar dan tidak sadar Mencakup persepsi dan
perasaan tentang ukuran, bentuk, dan fungsi penampilan tubuh dulu dan sekarang
4.2 Ideal diri
Persepsi individu → bagaimana harus berprilaku sesuai standar prilaku. Akan
mewujudkan cita-cita dan harapan pribadi.
4.3 Harga diri (HD)
Penilaian
terhadap hasil yang dicapai dengan analisis → sejauh mana prilaku memenuhi
ideal diri.
Sukses → HD
tinggi, gagal → HD rendah
HD diperolah
dari diri sendiri dan orang lain.
4.4 Peran diri (PD)
Pola sikap,
prilaku nilai yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di
masyarakat.
4.5 Identitas
Diri
Kesadaran
akan dirinya sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian yang merupakan
sintesis dari semua aspek dari KD sebagai suatu kesatuan yang utuh.
5. Faktor yang mempengaruhi KD :
1. Tingkat
perkembangan dan kematangan
Dukungan
mental, perlakuan dan pertumbuhan anak
2. Budaya
Usia anak →
nilai diadopsi dari orang tua.
3. Sumber eksternal dan internal
Eksternal →
Dukungan masyarakat, ekonomi yang bagus.
Internal →
humoris, agamis, berpendidikan
4. Pengalaman sukses dan gagal →
meningkatkan/menurunkan KD.
5. Stresor
Stresor
(perkawinan, pekerjaan baru, ujian, ketakutan, PHK, dll), jika koping tidak
efektif → depresi, menarik diri dan kecemasan.
6.
Usia, keadaan sakit dan trauma → mempengaruhi persepsi
diri
6. Kriteria
Kepribadian sehat :
1.
Citra tubuh yang positif dan kuat
2.
ideal dan realitas
3.
Konsep diri yang positif
4.
Harga diri yang tinggi
5.
Kepuasan penampilan peran
6.
Identitas jelas.
7. Ciri
konsep diri rendah (carpenito, 1995)
1.
Menghindari sentuhan atau melihat bagian tubuh tertentu.
2.
Tidak mau berkaca
3.
Menghindari diskusi tentan topic dirinya.
4.
Menolak usaha rehabilitasi.
5.
Melakukan usaha sendiri dengan tidak tepat
6.
Menginglari perubahan pada dirinya.
7.
Peningkatan ketergantungan pada orang lain.
8.
Adanya tanda keresahan seperti marah, putus asa, menangis.
9.
Menolak berpartisipasi dalam perawatan diri.
10.
Tingkah laku merusak, seperti penggunaan narkoba.
11.
Menghindari kontak social.
12.
Kurang percaya diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar