SELAMAT HARI KESEHATAN NASIONAL KE 50


Sabtu, 01 Agustus 2009

Konsep Dasar Keluarga

Konsep Dasar Keluarga
2.1.1 Pengertian keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Dep Kes RI, 1988) yang dikutip dalam buku karangan (Nasrul Effendy, 2002)
2.1.2 Keluarga single parent
Keluarga single parent adalah satu orang tua yang mengasuh anak yang memiliki peran ganda karena suami dan istri tidak tinggal serumah disebabkan oleh kematian pasangan atau perceraian (Elizabeth, 1995)
Pada awal masa hidup anak kehilangan ibu jauh lebih merusak dari pada kehilangan ayah karena pengasuhan anak dialihkan ke sanak saudara yang menggunakan cara mendidik anak yang berbeda dengan ibunya dan mereka jarang memberi perhatian dan kasih sayang yang sebelumnya mereka peroleh dari ibunya, semakin bertambahnya usia, kehilangan ayah sering lebih serius dari pada kehilangan ibu terutama bagi anak laki-laki. Ibu memiliki peran ganda di rumah tangga dan bekerja di luar sehingga ibu kekurangan waktu untuk mengasuh anak akibatnya mereka merasa di abaikan dan merasa benci. Kehilangan ayah berarti merka tidak mempunyai sumber identifikasi sebagaimana teman mereka dan mereka tidak senang tunduk pada wanita di rumah sebagaimana halnya di sekolah (Elizabeth, 1995).
2.1.3 Peran keluarga single parent
Setiap kelompok keluarga di hubungkan dengan peran-peran terkait. Suami-ayah di harapkan menjadi pencari uang, salah satu peran yang mungkin dimilikinya. Istri-ibu dipandang sebagai pengurus rumah tangga. Dalam keluarga dengan orang tua tunggal, ibu biasanya memainkan peran sebagai ibu-ayah tanpa peran dari suami. Alam keluarga dengan orang tua tiri suami biasanya memainkan peran suami-ayah, tapi karena anak-anak secara biologis bukan anaknya maka peran ayah merupakan peran pura-pura (peran tersebut kurang kristalisasi) (Marylin, M. Friedman, 1998)
Peran keluarga dibagi menjadi 2 yaitu :
1) Peran formal
Keluarga membagi peran secara merata kepada para anggota keluarga menurut bagaimana pentingnya pelaksanaan peran bagi fungsinya. Ada peran yang membutuhkan keteranpilan dan kemampuan tertentu, ada peran lain yang tidak terlalu kompleks dapat di delegasikan kapada orang yang kurang terampil atau kurang mampu. Peran formal yang standar terdapat dalam keluarga seperti pencari nafkah, model peran seks, pendidik, pelindung, ibu rumah tangga, tukang perbaiki rumah, sopir, pengasuh anak, manager keuangan dan tukang masak. Jika dalam keluarga hanya terdapat sedikit orang yang memenuhi peran ini maka lebih banyak tuntutan dan kesempatan bagi anggota keluarga untuk memeran beberapa peran dalam waktu yang berbeda (Murray dan Zentner, 1975, 1985 dikutip oleh Marilyn M. Friedman, 1998)
2) Peran informal keluarga
Peran informal keluarga bersifat implisit biasanya tidak tampak ke permukaan dan dimainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional individual (Satir, 1967). dan/atau untuk menjaga keseimbangan dalam keluarga.
Peran-peran informal mempunyai tuntutan yang berbeda tidak terlalu di dasarkan pada usia, jenis kelamin, dan lebih didasarkan pada atribut-atribut personalitas/kepribadian anggota individual. Dengan demikian seorang, anggota keluarga mungkin menjadi penegah berupa mencari penyelesaian apabila ada anggota keluarga yang konflik. Yang lain mungkin tampil sebagai pelipur yang memberikan hiburan dan keceriaanpada kesempatan-kesempatan yang bahagia, perasaan humor sangat di perlukan pada saat krisis dan distress. Peran-peran lain ada dan muncul ketika kebutuhan-kebutukan keluarga berubah atau bertukar. Dalam bekerja dengan keluarga, sadar akan peran-peran informal dapat mempermudah pandangan tehadap sifat masalah yang dihadapi dan solusi yang tapat. Pelaksanaan peran-peran informal yang efektif dapat mempermudah pelaksanaan peran-peran formal. (Marilyn M. Friedman, 1998)
2.1.4 Peran-peran keluarga dengan orang tua tunggal
Dua ciri peran yang menonjol dari keluarga ini adalah 1) Peran yang berlebihan dan konflik-konflik peran, 2) Perubahan-perubahan peran dalam keluarga dengan. Orang tua tunggal harus menjalankan peran sebagai ibu maupun ayah, disamping itu kurang dapat dukungan dari suatu hubungan perkawinan. Orang tua tunggal cenderung di bebani dengan konflik-konflik dengan berbagai komitmen peran karena mereka memiliki tugas ganda yang harus di terima.
Kebanyakan orang tua tunggal yang juga bekerja maka di temukan adanya tekanan menyangkut pekerjaan maupun peran dan menurunnya tingkat keadaan sehat (Barden, 1986). Keluarga dengan orang tua tunggal bersifat merusak karena begitu banyak bukti bahwa tidak adanya seorang ayah dalam sebuah keluarga mempunyai efek buruk terhadap pendidikan anak dan prestasi dalam pekerjaan (Mouer dkk, 1988 dikutip oleh Marilyn M. Friedman, 1998). Pengaruh guru terhadap kepribadian anak nomor dua setelah orang tua, seperti pengasuh ruang kelas nomor dua setelah rumah tangga karena kepribadian guru lebih penting dari pengatahuan atau kecakapan mengajarnya (Elizabeth, 1995)
2.1.5 Variabel-variabel yang mempengaruhi struktur peran
2.1.5.1 Perbedaan-perbedaan kelas sosial yaitu : 1) Keluarga-keluarga kelas bawah, peran-peran keluarga sudah tentu di pengaruhi oleh tuntutan-tuntutan dan kepentingan yang ada pada keluarga. Dengan demikian, dengan demikian, dalam berespon terhadap “Pengabaian halus” keluarga-keluarga miskin, keluarga-keluarga kelas bawah dari kelompok etnis beraneka macam adaptasi peran keluarga telah berkembang menjadi alat untuk memecahkan masalah-masalah kambuhan dan isu-isu yang muncul dari posisi kelas mereka yang tidak menguntungkan. 2) Peran-peran perkawinan, beberapa studi telah menemukan bahwa perkawinan di kalangan kaum kelas bawah cenderung kurang memberikan perasaan bersahabat di bandingkan dengan perkawinan di kalangan kelas menengah. Selanjutnya peran terapeutik keluarga cendrung menipis atau bahkan tidak ada. 3) Peran-peran parental, fokus dari parenting dalam keluarga miskin adalah terletak pada pencapaian pemeliharaan fungsi menyediakan nafkah bagi anak, menjamin mereka agar mereka makan, istirahat yang cukup, mandi dan pergi ke sekolah pada waktunya dan terletak pada penegakan aturan dan disiplin di rumah (Besmer, 1967). 4) Peran Kakak/Adik, mendapat arti yang penting sebagai suatu socializing agent (pelaku yang bersosialisasi) jauh di bawah yang kelihatan dalam kelas menengah. Jika terjadi kegagalan berkomunikasi diantara orang tua dan anak-anak, sub sistem kakak/adik cenderung adanya ekspresi posisi terhadap kontrol parental (Basmer, 1967). 5) Keluarga pekerja dan keluarga kelas menengah, Keluarga-keluarga pekerja cenderung memiliki peran-peran keluarga yang lebih didasarkan pada tradisi dari peran-peran dari keluarga kelas menengah dan keluarga kelas menengah suami lebih berkuasa dalam peransebagai kepala keluarga. Dalam keluarga kelas ini kurang sekali adanya perencanaan secara bersama-sama dan hubangan perencanaan yang merata.
2.1.5.2 Bentuk-bentuk keluarga
1) Peran-peran dalam keluarga dengan orang tua tunggal
Dua ciri yang menonjol dalam keluarga ini adalah : 1) Peran yang berlebihan dan konflik-konflik peran. 2) Perubahan-perubahan peran dalam keluarga orang tua tunggal
2) Peran-peran dalam keluarga dengan orang tua tiri
Dalam sebuah studi mendasar Fast dan Cain (1966) mengidentifikasi tumpang tindih peran sebagai masalah keluarga yang utama. Ayah dan ibu tiri sama bingung apakah ayah tiri harus menerima peran orang tua atau bukan orang tua.
2.1.5.3 Variasi kultur
Norma-norma dan nilai-nilai sangat mempengaruhi bagaimana peran-peran dilaksanakan dalam suatu keluarga tertentu. Pengetahuan tentang inti dari nilai-nilai, kebiasan-kebiasaan. dan tradisi-tradisi sangat penting untuk menginterprestasi apakah peran-peran keluarga dalam sebuah keluarga cocok atau tidak.
2.1.5.4 Tahap perkembangan keluarga
Agaknya jelas bahwa secara substansial, cara yang digunakan oleh keluarga untuk melaksanakan peran-peran berbeda-beda dari satu tahap siklus kehidupan keluarga ke tahap lain. Peran-peran parental merupakan sebuah contoh yang sangat jelas. Menjadi orang tua dari seorang bayi harus mampu memberikan perawatan 24 jam sementara menjadi orang tua bagi remaja, orang tau tidak boleh mengekang, sementara itu harus memberikan bimbingan dan dukungan (support), karena remaja berbeda dari keluarga.
2.1.5.5 Model-model peran
Katika seorang anggota keluarga menunjukan dan mengalami masalah-masalah peran (transisi peran dan konflik-konflik peran), maka hal yang memberikan manfaat adalah mengkaji model-model peran dari anggota keluarga.
2.1.5.6 Kejadian-kejadian situasional
Kejadian kehidupan yang berhadapan dengan keluarga, tidak bisa tidak pasti mempengaruhi berfungsinya peran mereka.Situasi ini sebenarnya merupakan kejadian yang penuh dengan stres, seperti bencana alam, pengangguran, istri-ibu yang kembali bekerja.

Tidak ada komentar: